Tanam Trembesi 296 Km di Pulau Madura - Langkah Djarum Hijaukan Wilayah Sumenep

Isu pemanasan global menjadi isu lingkungan yang tidak pernah luput dari perhatian Djarum Foundation. Berangkat untuk memberikan warisan lingkungan yang lebih baik kepada anak cucu, Djarum Foundation terus konsisten melakukan aksi kepedulian terhadap lingkungan hidup yang diimplementasikan melalui Program Djarum Trees For Life (DTFL). Program yang dikenal luas karena penanaman bibit pohon Trembesi ini tengah melanjutkan penyelesaian program “Penghijauan 296 KM Lingkar Pulau Madura” yang telah dimulai sejak awal tahun 2016 dengan titik penanaman pertama di Kabupaten Bangkalan. Pada bulan November 2016 ini upaya penghijauan ini telah mencapai Kabupaten Sumenep. Seremoni penanaman pun dilakukan di Sumenep untuk mengajak seluruh elemen masyarakat terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan secara bersama-sama.

Asal tahu saja, sejak digagas oleh Djarum Foundation pada tahun 2010, hingga kini Program DTFL secara keseluruhan telah melakukan penanaman Trembesi di berbagai jalur sepanjang 2.150 KM di berbagai tempat di Indonesia. Dengan cakupan sebesar itu, Trembesi yang telah ditanam diharapkan mampu memberikan dampak dengan menyerap 2.600 juta ton CO2 setiap tahunnya.

Vice President Djarum Foundation, FX Supanji mengatakan, program penghijauan 296 KM Lingkar Pulau Madura merupakan bagian dari rangkaian program Djarum Trees For Life. “Inisiatif ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen Djarum Foundation terhadap lingkungan dalam mengurangi efek pemanasan global serta menciptakan lingkungan yang bersahabat bagi Indonesia di masa depan,” ujarnya di GOR Ahmad Yani, Sumenep, Madura, Rabu (23/11).

Pada program DTFL yang berlangsung di “Pulau Garam” ini Bakti Lingkungan Djarum Foundation menargetkan total menanam 10.000 pohon trembesi di sepanjang 296 KM Lingkar Pulau Madura yang meliputi Bangkalan – Sampang – Pamekasan – Sumenep – Ketapang – Bangkalan. Sejak dimulai dari penanaman pertama di Kabupaten Bangkalan hingga kini masuk Kabupaten Sumenep, tidak kurang telah dilakukan penanaman sebanyak 6.152 pohon trembesi dengan 147 KM jarak yang telah terlampaui.

Ditargetkan rampung di seluruh Lingkar Pulau Madura pada tahun 2017, Djarum Foundation juga akan melakukan perawatan pohon-pohon tersebut hingga tahun 2019. Diharapkan kedepannya setiap pohon Trembesi di Lingkar Pulau Madura akan memberikan dampak positif dengan kemampuannya menyerap hingga 285.000 ton CO2 per pohon per tahunnya.

 

Partisipasi Masyarakat

Supanji menambahkan, melalui Program DTFL, Bakti Lingkungan Djarum Foundation ingin mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya di Sumenep untuk turut peduli terhadap kondisi alam dengan upaya penghijauan dimulai dari lingkungan sekitar terdekatnya. “Kita sadar betul bahwa kualitas lingkungan dan ekosistem hijau sekitar kita semakin mengalami penurunan. Inisiatif Djarum Foundation ini tidak lain ingin mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Sumenep untuk ikut serta berpartisipasi langsung melakukan upaya penghijauan. Setidaknya dari wilayah terdekat, yaitu dimulai dari lingkungannya sendiri,” ungkapnya.

Sementara personel Wali Band yang hadir sebagai bintang tamu juga ikut menanam pohon trembesi di Sampang, Madura.Program ini perlu kita dukung dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dengan cara menanam pohon Trembesi," kata vokalis Wali Band Faank.

Selain menanam pohon trembesi, Djarum Foundation juga telah memberikan bantuan berupa bibit tanaman untuk dilakukan penanaman secara mandiri oleh masyarakat Sumenep. Sebanyak 475 bibit trembesi dan 475 bibit sirsak diberikan oleh Djarum Foundation kepada perwakilan 19 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep. Pemberian bibit tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah setempat dan warga masyarakat pada umumnya untuk memulai upaya pelestarian lingkungan dengan menanam pohon.

Disamping melakukan penanaman, Djarum Trees For Life juga melakukan perawatan menyeluruh selama 3 tahun lamanya terhadap seluruh pohon yang telah ditanam. Jenis tanaman trembesi dipilih karena, tanaman yang dikenal dengan nama Ki Hujan atau rain tree ini adalah pohon berkanopi seperti payung yang memiliki ukuran daun tak lebih dari ukuran koin Rp. 100, namun paling unggul dalam menyerap gas CO2.

Menurut Endes N. Dahlan, pakar trembesi dari Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, pohon Trembesi merupakan suatu terobosan mengatasi pemanasan global karena memiliki daya serap gas CO2 yang sangat tinggi. “Dengan diameter tajuk sepanjang 15 meter, satu batang pohon Trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…

BERITA LAINNYA DI CSR

Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu

  Waskita Gelar Doa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim Piatu NERACA Jakarta - Di bulan suci Ramadhan PT Waskita…

50 Tahun Nestle MILO - Donasikan 500 Ribu Gelas MILO Bagi Anak Indonesia

Rayakan hari jadi ke-50 dan juga juga memperingati bulan Ramadan, Nestlé MILO bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) mengadakan…

Boikot Produk Terafiliasi Israel - Pendapatan Merek Global Makin Tergerus

Gerakan boikot konsumen muslim sebagai protes atas pembersihan etnis yang dilakukan militer Israel di Gaza, Palestina, bukannya surut malah makin…