Baseline Pertumbuhan Ekonomi

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Sosial, Ekonomi dan Industri

 

Saat BPS mengumumkan kinerja ekonomi, maka pada kuartal-III/2016 pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,02%, dan diharapkan sepanjang Januari-Desember 2016 bisa mencapai 5,1%. Oleh sebab itu, angka 5% menjadi titik awal kebangkitan ekonomi dalam tiga tahun ke depan dengan angka 5% sebagai baseline-nya.

Kalau angka 7% menjadi target RPJMN, maka keseluruhan sektor ekonomi harus bisa tumbuh rata-rata 7-8%. Angka ini tentu berat dan sulit untuk bisa dicapai, baik karena perkembangan ekonomi global yang masih belum pulih dari pelambatan, maupun kondisi internal yang belum bisi diungkit sepenuhnya oleh serangkaian paket kebijakan ekonomi dalam bentuk deregulasi.

Berkaitan dengan ini, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017, diproyeksikan tetap tumbuh moderat, yakni pada kisaran 5,1-5,2%, sehingga sektor-sektor pendukungnya yang dapat dibedakan dalam dua klasifikasi utama, yakni sektor tradable dan sektor non tradablenya harus tumbuh di atas target tersebut, yakni 6-7/8% rata-rata per tahun.

Selama ini total pertumbuhan tradable sector paling tinggi hanya bisa mencapai rata-rata 4-4,5% per tahun, sedangkan non tradable sector bisa mencapai rata-rata 7% per tahun. Sektor tradable memang perlu mendapat perhatian pe nuh dari pemerintah agar sektor pertanian dalam arti luas, sektor pertambangan dan bahan galian, serta sektor manufaktur/pengolahan non migas mampu meningkatkan produktifitasnya.

Namun, kita harus bersikap realistis karena membenahi sektor ekonomi tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Pandangan umum yang berkembang selama dua tahun ini adalah bahwa pemerintah fokus pada upaya re-industrialisasi. Ada lagi yang mengatakan bahwa Indonesia harus berubah secara struktural apabila ingin ekonomi tumbuh tinggi, naik peringkat menjadi negara industri.

Tahun 2016 sangat diharapkan menjadi tahun menentukan apakah Indonesia mampu meninggalkan ketergantungan komoditas dan kembali memacu pertumbuhan industri manufaktur untuk memenuhi pasar dalam negeri dan ekspor, meskipun pasar internasionalnya belum mampu menggerakkannya.

Yang pasti dan sudah berjalan, pemerintah tetap akan menggenjot sektor infrastruktur sebagai upaya terbaik untuk meningkatkan daya saing, dan memacu pertumbuhan ekonomi. Ada dua informasi menarik yang di peroleh melalui media bahwa pembangunan infrastruktur sampai dengan tahun 2020 membutuhkan dana sekitar 400 miliar dolar AS.

Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah akan mampu menarik investasi sekitar Rp 200 triliun. Membaca pendapat umum yang berkembang selama 2 tahun, maka fokus prioritas nasional adalah pembangunan infrastruktur, dan pembangunan industri pengolahan non migas, yang pada kuartal-III/2016 hanya tumbuh 4,56%, yang nanti pada tahun 2020, berdasarkan data RIPIN diproyeksi kan tumbuh 8,5%. Mungkinkah bisa dicapai target ini dengan baseline 4,5-5% pertumbuhan industri pengolahan non migas pada tahun 2016. Daya dorongnya harus besar.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…