Dunia Usaha - Kadin Dorong UMKM-Ekonomi Kreatif Jadi Sektor Unggulan

NERACA

Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sektor unggulan lantaran memiliki peranan yang sangat vital dan strategis dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. UMKM dianggap sudah terbukti dalam mengatasi pengangguran.

“Di Indonesia, UMKM selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, juga memiliki kontribusi yang sangat penting dalam mengatasi masalah pengangguran, itu sudah terbukti,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang UMKM, Koperasi dan Ekonomi Kreatif Erik Hidayat sebagaimana disalin dari Antara, kemarin.

Erik menuturkan, tumbuhnya usaha mikro menjadikannya sebagai sumber kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan dengan banyak menyerap tenaga kerja. Itu berarti UMKM memiliki peran strategis dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

Berdasarkan catatan Kadin Indonesia, kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja pada sektor ini juga meningkat dari 96,99 persen menjadi 97,22 persen pada periode yang sama.

Sementara itu, pada tahun 2014 mengacu pada data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah pelaku UMKM di Indonesia mencapai sekitar 57,9 juta dan diperkirakan pada 2016 ini jumlahnya terus bertambah. Pemerintah menargetkan kontribusi produk domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif mencapai 7-7,5 persen dan peningkatan devisa negara mencapai 6,5 - 8 persen hingga tahun 2019.

“Kami optimistis, peningkatan kontribusi PDB dari sektor UMKM, serta meningkatnya devisa dari sektor ekonomi kreatif juga dapat menjadi motivasi untuk lebih mengembangkan sektor ini yang akan menjadi salah satu sektor unggulan Indonesia di masa depan,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Erik, pengembangan UMKM sangat terkait dengan inovasi dan daya dukung ekonomi kreatif. Menurut dia, tanpa upaya untuk lebih meningkatkan kreativitas yang inovatif, peningkatan pertumbuhan UMKM akan terhambat dan kalah bersaing dengan produk UKM dari luar negeri.

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang terlalu dominan dianggap membahayakan struktur perekonomian nasional. Ketua Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES) Suroto di Jakarta, sebagaimana disalin dari Antara, menilai pelaku UMKM di Indonesia terlihat sudah terlalu dominan dari segi jumlah bahkan cenderung selalu meningkat. “Ini sebetulnya membahayakan bagi struktur perekonomian nasional kita dan bahkan bisa segera masuk ke tingkat risiko akut,” katanya.

Menurut dia, jika ekonomi telah memasuki garis risiko akut maka akan sulit diperbaiki dan diakselerasi dengan insentif apa pun. Suroto mengutip data BPS dengan jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 57,9 juta unit, atau 99,99 persen dari total jumlah pelaku usaha nasional. UMKM juga memberikan kontribusi terhadap kesempatan kerja sebesar 96,99 persen.

“Struktur yang terlihat menandakan ekonomi kita lebih didominasi oleh kelompok usaha masyarakat subsisten. Mereka itu ada di kelompok miskin dan rentan miskin secara otomatis,” katanya.

Hal itu, kata Suroto, kerap kali justru dibanggakan sebagai prestasi oleh Pemerintah tanpa menyadari bahwa bila ekonomi Indonesia semakin subsisten akan semakin tidak mampu untuk mengembangkan inovasi dan meningkatkan kapasitas usaha. “Boro-boro untuk mengakumulasi dan melakukan reinvestasi ke usaha mereka. Untuk menghidupi kebutuhan pokok keluarga mereka secara layak saja sudah tidak cukup,” katanya.

Hal itu kata dia, diperparah dengan kebijakan yang sering bersifat disinsentif terhadap UMKM. “Contoh yang paling konkret misalnya, pengenaan pajak final sebesar 1 persen terhadap skala usaha mikro dan kecil. Ini sudah megap-megap masih digencet lagi,” katanya.

Sementara itu, ia menambahkan, usaha-usaha besar diberikan banyak insentif seperti pembebasan pajak (tax free) dan keringanan pajak (tax holiday) seperti paket kebijakan bagi investasi di atas Rp500 milyar.

“Ini adalah masalah krusial dan tanggung jawabnya bukan hanya ada pada Kementerian Koperasi dan UKM. Pemerintah dalam hal ini Presiden mesti melihat ini sebagai persoalan yang krusial dan segera menghentikan masalah masalah egosektoral,” katanya.

Menurut dia, UMKM selama ini sulit berkembang karena tidak diletakkan dalam infrastruktur sosial yang kuat sehingga selalu dalam posisi yang tidak menguntungkan karena sektor bisnis off farmnya seperti keuangan, pengolahan, pemasaran dan lain sebagainya justru dikuasai pihak lain atau bahkan jaringan mafia.

Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting bagi masyarakat perkotaan karena bidang ini dapat dijadikan perisai dalam menghadapi masalah sosial akibat semakin bertambahnya penduduk, kata Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Didik Susetyo.

“Coba bayangkan jika sudah kota yang penduduknya semakin lama semakin bertambah tapi tidak menyediakan lahan untuk berusaha, maka sudah jelas akan timbul masalah sosial di dalamnya,” kata Didik di Palembang, sebagaimana disalin dari Antara.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…