Perkembangan Industri Teh Nasional Dinilai Mandeg

NERACA

Jakarta – Perkembangan industri teh nasional dinilai mandeg karena para orientasi produsen lokal masih untuk ekspor dalam bentuk bahan baku sehingga marginnya tidak optimal.

“Produsen lokal teh hingga saat ini masih berorientasi ekspor dalam bentuk bahan baku. Ironisnya, masuk kembali ke Indonesia dalam bentuk kemasan dengan harga jauh lebih mahal dibanding teh lokal,” kata Direktur Pemasaran dan Promosi Dewan Teh Indonesia Andrew T Supit di Jakarta, Senin.

Menurut Andrew, idealnya produk teh diekspor dalam bentuk kemasan sehingga nilai jualnya lebih baik ketimbang mengekspor bahan baku. Harga ekspor bahan baku teh saat ini hanya sekitar US$ 2,5 per kg.

Andrew menyebut, perlu adanya kesadaran semua pihak agar mata rantai industri teh mulai dari penyiapan lahan hingga memasarkannya dalam bentuk kemasan, industrinya bisa tumbuh sehingga akan berujung pada tingkat kesejahteraan pelaku hulu-hilir.

“Apalagi, sebagian besar pasar Indonesia sudah cukup akrab dengan kata teh hingga menjadi minuman. Jadi, potensinya luar biasa untuk dikembangkan industrinya,” jelasnya.

Dia mengungkap, banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi teh, salah satunya revitalisasi dan memperluas kebutuhan lahan perkebunan teh. “Sekalipun revitalisasi teh tidak terjadi dan luas lahan teh tidak bertambah, hal ini bisa diantisipasi dengan diversifikasi teknologi,” tutur Dia.

Hingga saat ini, produksi teh Indonesia tersentralisasi di Jawa Barat, totalnya mencapai 77% dari seluruh hasil produksi yang ada secara nasional. “Artinya, produksi teh sebenarnya masih memiliki kesempatan berkembang di provinsi lainnya dan ini adalah kesempatan bagi para investor dalam negeri,” imbuhnya.

Selain itu, ujar Andrew, perlu ada sosialisasi tersendiri untuk meningkatkaan produksi dan juga konsumsi teh nasional. “Kegiatan sosialisasi ini perlu melibatkan banyak komponen terkait dengan industri teh termasuk pemerintah untuk dapat menggerakkan kejayaan teh Indonesia yang dulu sempat masuk peringkat tiga besar produsen teh dunia. Mulai dari petani teh hingga ke pelaku industri harus segera bersinergi,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, produksi teh nasional 2010 mencapai 150.342 ton dengan areal tanam seluas 124.573 hektare.

Jumlah panen pada 2010 ini lebih rendah ketimbang produksi 2009 yang mencapai 157.000 ton dengan total luas areal tanam 123.506 hektare.

Kementerian Pertanian mematok target produksi teh nasional sebanyak 171.000 ton. Sedangkan, luas areal tanam diupayakan bisa bertambah menjadi 130.000 hektare.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Ekspor, 12 Industri Alsintan Diboyong ke Maroko

NERACA Meknes – Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 12 industri alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam negeri untuk ikut berpartisipasi pada ajang bergengsi Salon International de l'Agriculture…

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…