Volume Penjualan Tumbuh 22,25% - Krakatau Steel Belum Lepas Dari Rugi

NERACA

Jakarta - Permintaan konsumsi baja domestik meningkat dan memacu volume penjualan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) meningkat 22,25% menjadi 1,68 juta ton, dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1,37 juta ton. Kondisi ini juga memberikan angin segar terhadap performance kinerja keuangan perseroan yang kini mulai tumbuh positif.

Tengok saja, perseroan pada kuartal III 2016 mencatatkan rugi bersih sebesar US$114,69 juta atau turun 28,42% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$160,23 juta. Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar menjelaskan, rugi bersih tersebut masih dialami perusahaan disebabkan oleh rugi selisih kurs sebesar US$44,55 juta dari sebelumnya yang mendapat laba selisih kurs sebesar US$82,98 juta.”Kan kami ada utang dolar AS dan rupiah, jadi meski rupiah terbilang stabil belakangan ini tapi tetap saja berdampak pada kami,"kata Sukandar di Jakarta, Senin (31/10).

Selain rugi kurs, lanjut Sukandar, perusahaan juga mengalami rugi dari entitas asosiasi sebesar US$36,07 juta. Angka tersebut sebenarnya turun dari sebelumnya US$87,17 juta. Namun, penurunan tersebut tak berdampak signifikan pada penurunan rugi bersih perusahaan.
Ditambah pula dengan harga penjualan baja yang turun jika dibandingkan dengan sembilan bulan pertama tahun lalu. Untuk Hot Rolled Coil (HRC) atau baja lembaran canai panas tercatat turun 14,33% menjadi US$437 per ton dari sebelumnya US$511 per ton, kemudian Cold Rolled Coil (CRC) atau baju lembaran canai dingin turun 12,37% menjadi US$545 per ton dari US$622 per ton.
Lalu jenis Wire Rod (WR) turun 18,67% dari US$489 per ton menjadi US$398 per ton, Bars atau baja tulangan turun menjadi US$431 atau 14,57% dari US$504 per ton, besi siku turun 8,02% menjadi US$527 per ton dari US$573 per ton, dan pipa baja turun 10,34% dari US$777 per ton menjadi US$697 per ton.
Perusahaan mencatat penurunan pendapatan 0,10% menjadi US$982,28 juta dari sebelumnya US$993,38 juta. Namun, keuangan perusahaan sedikit terbantu dengan beban pokok pendapatan yang turun 16,76% menjadi US$844,3 juta dari sebelumnya US$1,01 miliar. Namun."Harga baja rata-rata turun, tapi kami bisa dapat perbaikan performa karena beban pokok pendapatan kami turun," ungkap Sukandar.
Selain itu, meski harga baja rata-rata naik tetapi volume penjualan peusahaan tercatat tumbuh 22,25% menjadi 1,68 juta ton dari sebelumnya 1,37 juta ton. Pertumbuhan tersebut disumbang oleh HRC yang tumbuh 40,76% menjadi 891 ribu ton, CRC tumbuh 6,49% menjadi 409 ribu ton, dan produk pipa baja tumbuh 61,38% menjadi 60,3 ribu ton.
Peningkatan tersebut disebabkan maraknya konsumsi baja domestik yang terkait dengan proyek infrastruktur yang tengah digenjot oleh pemerintah. Misalnya saja, bulan ini Krakatau Steel telah menandatangani kontrak untuk memasok kebutuhan baja profil (besi siku) untuk proyek tower transmisi listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) 46 ribu kilometer sirkit (KMS).”Jadi ini imbas dari proyek infrastruktur yang lagi digenjot pemerintah. Kami optimistis permintaan baja domestik akan terus meningkat. Di sini kami melihat komitmen pemerintah dalam menggunakan produk baja lokal untuk memenuhi kebutuhan baja proyek pemerintah," kata Sukandar.

Sementara, total kapasitas Krakatau Steel dalam setahun untuk keseluruhan jenis produk sebesar 3,15 juta ton. Dengan peningkatan volume penjualan tersebut, laba kotor perusahaan tercatat mengalami kenaikan menjadi US$137,98 juta. Kondisi ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan mengalami rugi kotor sebesar US$20,89 juta.

Selain itu, perusahaan juga mencatat laba operasi sebesar US$28,79 juta jika dibandingkan dengan sebelumnya yang tercatat rugi sebesar US$118,33 juta. Hingga akhir September, total aset perusahaan tumbuh tipis sebesar 3,51% menjadi US$3,83 juta dari posisi akhir tahun 2015 US$3,7 juta. Sementara, total liabilitas naik 6,28% dari US$1,91 juta menjadi US$2,03 juta. (bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…