Perang Proyeksi Pertumbuhan Kredit

 

 

Oleh: Bhima Yudhistira Adhinegara

Peneliti INDEF

 

 

Mendekati akhir tahun, beberapa lembaga saling perang proyeksi. Salah satunya soal target pertumbuhan kredit. Anehnya, tiga lembaga Pemerintah belum sepakat soal pertumbuhan kredit di tahun 2016 ini. Perbedaan proyeksi pertumbuhan kredit antara Bank Indonesia, Kemenko Perekonomian dan OJK jadi cerminan bahwa sektor perbankan masih menghadapi risiko ketidakpastian yang tinggi.

Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kredit sampai akhir tahun sebesar 7-9%. Sebelumnya BI menargetkan range pertumbuhan kredit bisa 10-12%. Sementara itu OJK melihat sampai akhir tahun hanya tercapai 6-7%. Pesimisme kedua lembaga tersebut langsung direspon oleh Kemenko Perekonomian yang akhirnya mengeluarkan proyeksi kredit yang berbeda yaitu 8%.

Yang jadi pertanyaan siapa yang perlu jadi rujukan? Sebelum menjawab pertanyaan itu ada baiknya setiap faktor yang mempengaruhi kredit dibedah terlebih dahulu. Pertama, soal kondisi makro ekonomi memang kurang berpihak pada pertumbuhan kredit. Per Triwulan II kemarin memang ada lonjakan pertumbuhan hingga 5,18% (yoy). Namun, lonjakan tersebut sifatnya seasonal akibat hari raya lebaran dan pencairan gaji ke-13 PNS. Di sisi yang lain industri manufaktur hanya tumbuh 4,7%.

Kekhawatiran muncul pada triwulan III karena daya beli masyarakat paska hari raya nampaknya turun lagi. Daya beli masyarakat sangat mempengaruhi kredit perbankan terutama yang berkaitan dengan kredit konsumsi dan perdagangan. Jika variabel daya beli masyarakat lemah maka permintaan kredit perbankan pun dipastikan menurun.

Pertumbuhan kredit perbankan juga perlu melihat sisi dunia usaha. Naiknya NPL atau kredit macet secara kontinu menimbulkan keraguan ekspansi kredit akan berlangsung tahun ini. Per Agustus 2016 kredit bermasalah menyentuh angka 3,2% lebih tinggi jika dibandingkan 3,05% per Juni lalu. Bank masih berhadapan dengan risiko yang cukup besar, sehingga sangat berhati-hati untuk menyalurkan kreditnya. Terlebih undisbursed loan alias kredit yang tidak disalurkan angkanya sudah lebih dari Rp1.220 triliun.

Realisasi pertumbuhan kredit di bulan Agustus 2016 hanya sebesar 6,8%, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni 7,7%. Artinya, untuk mencapai target pertumbuhan kredit sebesar 8% versi Kemenko Perekonomian tentu sedikit pesimis. Analisa proyeksi kredit yang paling mungkin berada di level 6-7%.

Namun, dibandingkan perang ramalan pertumbuhan kredit, yang lebih urgen saat ini adalah menemukan cara ampuh untuk membangkitkan kredit baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Bank Indonesia telah memotong suku bunga acuan 7 days repo dari 5% menjadi 4,75%. Langkah penurunan suku bunga untuk membangkitkan kredit nampaknya juga perlu dukungan dari sisi permintaan. Pemerintah dituntut untuk cepat merealisasikan paket-paket kebijakannya agar dunia usaha segera bergerak dan pada akhirnya permintaan kredit pun meningkat. 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…