Kelebihan Permintaan - Jababeka Perbesar Jumlah Global Bond

NERACA

Jakarta - Lantaran banyaknya permintaan atas rencana penukaran obligasi, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya Jababeka International B.V merevisi nilai obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) yang akan diterbitkan dengan memutuskan menambah jumlah penerbitan sebesar US$ 3,15 juta.

Rencana awal hanya akan menerbitkan US$ 186 juta atau setara Rp 2,45 triliun, kini jumlahnya meningkat menjadi US$ 189,15 juta atau setara Rp 2,49 triliun. “Ternyata setelah kita umumkan, ada lagi yang mau menukar US$ 3,15 juta,” ujar Muljadi Suganda, GM Corporate Secretary PT Kawasan Industri Jababeka Tbk di Jakarta, kemarin.

Adanya permintaan tambahan itu membuat porsi obligasi yang akan ditukarkan perseroan juga bertambah. Kalau semula KIJA hanya akan menukarkan US$ 165,38 juta obligasi lama dengan obligasi baru, maka kini bertambah menjadi US$ 168,53 juta. Obligasi baru ini diterbitkan untuk mengganti obligasi senilai US$ 260 juta yang sudah diterbitkan.

Melalui penukaran ini, masa jatuh tempo obligasi perseroan yang semula berakhir pada 2019 menjadi lebih panjang sampai tahun 2023. Sedangkan mengenai besaran bunga, KIJA juga lebih diuntungkan karena kupon obligasi baru ini bunganya sedikit lebih rendah yaitu 6,5% dibanding obligasi lama sebesar 7,5%.

Meski begitu, Muljadi memastikan tidak ada perubahan atas alokasi lain dana obligasi tersebut. Menurutnya, perusahaan tetap mengalokasikan sisa dana hasil penerbitan obligasi baru sebesar US$ 20,62 juta untuk membayar premium, early exchange fee dan consent free kepada pemegang obligasi jatuh tempo yang bersedia menukar obligasinya.

Sekarang, KIJA juga sudah mencatatkan penerbitan obligasi baru ini di Singapore Stock Exchange. Terkait penerbitan ini perseroan sempat melakukan road show ke beberapa negara seperti Hongkong, Singapura, London dan Amerika Serikat. Perseroan telah mencatatkan lebih dari 60% dari target pendapatan pra penjualan alias marketing sales. Perusahaan yakin, bisa memenuhi target hingga tutup tahun nanti.

Sepanjang tahun 2016 Jababeka membidik marketing sales sebesar Rp 1,4 triliun. Tak mau dibilang asal optimistis, sumber keyakinan Jababeka adalah Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah. Perusahaan properti berkode saham KIJA di Bursa Efek Indonesia tersebut berencana membuka kawasan industri tersebut pada pertengahan November 2016.

Meskipun baru akan buka, layaknya pengembang properti lain, Jababeka sudah menjajakan Kawasan Industri Kendal. Sepanjang enam bulan pertama tahun ini, kawasan tersebut telah menyumbang marketing sales Rp 60 miliar. Jumlah itu setara dengan 23,81% dari target tahunan yakni Rp 252 miliar.

Jababeka mengakui, perolehan marketing sales tak terlepas dari peran serta mitra bisnis mereka yakni Sembcorp Development Ltd. Saat ini, perusahaan yang sudah membeli lahan di Kawasan Industri Kendal berupa perusahaan dari industri makanan dan minuman, furnitur dan peralatan olahraga.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…