NERACA

Surabaya - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Bobby Hamzar Rafinus mengungkapkan, sejak kredit usaha rakyat (KUR) hingga saat ini telah dinikmati lebih dari 12 juta debitur UMKM di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, ‎10 persen diantaranya sudah naik kelas.

"Data menggambarkan sekitar 10 persen debitur KUR sudah naik kelas. Dari usaha mikro ke kecil, dari kecil ke menengah, dan menengah ke besar. Itu tergambar dari indikator migrasi kredit dari KUR ke kredit komersial, atau yang awalnya mendapat KUR di bawah Rp25 juta, meningkat menjadi di atas Rp50 juta karena adanya peningkatan volume usaha", kata Bobby pada acara sosialisasi KUR dan sistem resi gudang yang diselenggarakan Perum Jamkrindo di Surabaya, Jumat (21/10).

Artinya, lanjut Bobby, sudah ada sekitar satu jutaan debitur KUR yang sudah mampu naik kelas atau meningkat usahanya. "Tahun ini, diperkirakan UMKM yang naik kelas sebesar 200 ribu hingga 300 ribu debitur UMKM. Ini penting untuk terus didorong, karena struktur piramida usaha kita belum kokoh. Dari 58 juta unit usaha yang ada, 90% merupakan usaha mikro, 5 jutaan usaha kecil, 500 ribu usaha menengah. Usaha mikro harus terus didorong naik kelas agar piramida‎nya mengerucut semakin tinggi. Disini peran Jamkrindo juga diharapkan untuk mewujudkan hal itu," kata Bobby.

Dia menambahkan, saat ini KUR sudah diusung secara beramai-ramai, dimana ada 10 penjamin dan 38 penyalur dari perbankan juga lembaga keuangan bukan bank. "Keragaman dari penyalur dan penjamin ini diharapkan bisa memperluas penyaluran KUR. Selain itu, juga akan ada pemerataan penyaluran tidak didominasi di Pulau Jawa saja, serta sektor-sektor usahanya lebih bervariasi tak hanya perdagangan dan jasa saja," tandas Bobby.

Karena, kata Bobby, tujuan dari program KUR diantaranya mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi. "Saat KUR pertama diluncurkan, tujuannya agar UMKM bisa bertahan di tengah kondisi krisis ekonomi tahun 2008. Selain itu, KUR juga bertujuan untuk meningkatkan daya saing khususnya usaha mikro agar mampu naik kelas. Termasuk KUR untuk meningkatkan akses keuangan‎ bagi UMKM," imbuh Bobby.

Yang pasti, tandas Bobby, program KUR ke depan akan terus dikembangkan karena sudah masuk ke dalam beberapa paket kebijakan ekonomi. Diantaranya, Suku bunga saat ini sudah 9% dan akan terus menurun, perluasan‎ cakupan penerima KUR dimana karyawan pun sudah bisa mendapatnya. Bahkan, untuk UMKM yang akan ekspor, sudah ada KUR berorientasi ekspor atau KURBE. "Hingga September lalu, KUR sudah tersalurkan sebesar Rp72 triliun. Artinya, target Rp100 triliun hingga akhir tahun akan bisa kita capai. NPL pun terbilang rendah, yaitu di bawah satu persen. Dari total KUR tadi, Rp35 triliun merupakan volume penjaminan Perum Jamkrindo,” pungkas Bobby.