Kesuksesan Tax Amnesty - Jokowi Dinilai Mampu Jaga Stabilitas Ekonomi

NERACA

Jakarta - Dua tahun perjalanan pemerintahan Joko Widodo memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial politik di dalam negeri. Menurut Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio, ketegasan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden dalam menjalankan kebijakannya dinilai menjadi salah satu faktor yang menjaga kestabilan ekonomi nasional.”Saya akui pemerintahan Jokowi-JK cukup tegas dalam menjalankan program-programnya, salah satunya amnesti pajak. Ini sudah dilakukan dengan berani,"ujarnya di Jakarta, Kamis (20/10).

Dirinya menambahkan, Undang-Undang (UU) Pengampunan Pajak yang banyak menuai kritik itu tetap dijalankan, dan hasilnya pun ternyata cukup diapresiasi oleh kalangan pengusaha. Selain itu, lanjut dia, di tengah perekonomian global yang melambat, Indonesia juga masih mampu mencatatkan pertumbuhan dan menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.

Tercatat ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% dan salah satu yang tertinggi di dunia. Di sisi lain, kata Tito, laju inflasi yang cenderung mengalami penurunan hingga di bawah 4% menandakan kerja sama antara pemerintah dan Bank Indonesia cukup kuat, sehingga dampaknya bagi pasar modal membaik.
Bank Indonesia mencatat, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2016 mencatat inflasi sebesar 0,22% (month to month). Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara "year to date" (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97% dan 3,07%.”Angka-angka data ekonomi lainnya juga tidak bisa dipungkiri, tercatat bagus,"kata Tito.
Menurut Tito Sulistio, pencapaian sejumlah data ekonomi di dalam negeri pada tahun ini merupakan acuan bagi industri pasar modal untuk tumbuh lebih baik lagi di masa depan."Saya melihat dasar-dasar untuk masa depan bagus dengan mental membaik, untuk industri pasar modal dampaknya menjadi bagus," katanya.
Sepanjang 2016 ini, Tito Sulistio memaparkan kinerja pasar modal domestik yang salah satunya dapat dilihat dari indeks harga saham gabungan (IHSG) telah mencatatkan pertumbuhan sekitar 17,77 % dan juga menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Asal tahu saja, pencapaian dana deklarasi program amnesti pajak pada periode I yang telah menembus Rp3.500 triliun telah mengangkat optimisme investor industri pasar modal meningkat.

Disebutkan, statistik mencatat dana deklarasi lebih dari Rp3.500 triliun, situasi itu akan menimbulkan optimisme di masyarakat terhadap program amnesti pajak menjadi lebih baik, terutama bagi pelaku pasar modal. PT Mandiri Sekuritas memandang positif program pengampunan pajak atau amnesti pajak yang tengah dijalankan pemerintah. Pasalnya melalui program ini, Mandiri Sekuritas yakin porsi investor domestik di produk investasi akan bertambah besar. Sejauh ini porsi kepemilikan saham maupun surat utang di Indonesia ternyata masih didominasi oleh investor asing.

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…