Pameran Produk Indonesia - PPI Diharapkan Pacu Pertumbuhan Industri Nasional

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian terus gencar melakukan promosi produk-produk unggulan industri dalam negeri yang bernilai tambah dan berdaya saing tinggi, baik melalui penyelenggaraan maupun keikutsertaan pameran tingkat nasional dan internasional. Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Kemenperin setiap tahun, yakni menggelar Pameran Produk Indonesia (PPI).

“Tujuan pelaksanaan PPI adalah untuk meningkatkan kebanggaan serta kecintaan instansi pemerintah, kementerian dan lembaga, BUMN dan BUMD, serta masyarakat terhadap penggunaan produk dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan industri nasional,” kata Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat di Jakarta, disalin dari keterangan resmi.

Syarif menyampaikan, PPI 2016 berlangsung selama lima hari, tanggal 20-23 Oktober 2016 di Grand City Convention and Exhibition Hall, Surabaya, Jawa Timur. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Biro Hubungan Masyarakat Kemenperin ini dibuka untuk umum, pukul 10.00-21.00 WIB.

“Kota Surabaya dipilih sebagai tempat pameran karena merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Selain itu, Surabaya juga dikenal sebagai kota bisnis, di mana industri kecil, menengah dan besar tumbuh dan berkembang cukup pesat di kota ini,” papar Syarif. Di samping itu, lokasinya cukup strategis karena mudah dijangkau dari berbagai daerah.

PPI 2016 memilih tema “Bangga Menggunakan Produk Indonesia. Industri Indonesia, Industri Hebat” dengan mengusung konsep tematik, yang memadukan unsur promosi, informasi, edukasi, dan bisnis. “Tahun ini, kami fokus menampilkan keunggulan produk dari industri alat dan mesin pertanian serta alat kesehatan dan laboratorium yang telah berdaya saing di pasar domestik dan ekspor,” tutur Syarif.

Menurutnya, pemilihan kedua industri tersebut karena potensi belanja pemerintah untuk produk-produknya masih cukup besar. Sementara itu, kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dan produk pertanian dalam menuju swasembada pangan semakin meningkat. “Makanya, perlu didukung oleh peralatan berkualitas tinggi yang diprioritaskan buatan industri dalam negeri,” tegas Syarif.

PPI 2016 menempati area seluas 4.441 meter persegi yang terdiri 1.397 meter persegi untuk area tematik alat dan mesin pertanian yang diisi sekitar 17 perusahaan. Sedangkan, sisanya diisi sebanyak 53 booth peserta, dengan rincian 17 booth alat kesehatan dan laboratorium, 14 booth makanan dan minuman, 8 booth herbal dan jamu, serta 14 booth unit pendidikan, balai diklat, balai litbang, serta klinik informasi dan sertifikasi di lingkungan Kemenperin.

Selama pameran berlangsung akan diisi acara forum diskusi, talkshow success story, presentasi hasil litbang Kemenperin, workshop dan demo produk, lomba fotografi, serta temu komunitas online dan blogger yang akan mengulas berbagai produk unggulan dan perusahaan peserta PPI 2016.

Panitia telah mengundang berbagai instansi pemerintah dan swasta yang akan menjadi potential buyer dari produk-produk tematik yang dipamerkan. Selain itu, untuk mengedukasi dan mengenalkan produk-produk unggulan dalam negeri, secara khusus panitia mengundang mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi khususnya di bidang kesehatan dan pertanian, serta siswa SMA dan SMK di Surabaya.

Sementara itu Kementerian Perindustrian memfasilitasi sebanyak 20 industri makanan dan minuman dalam negeri untuk tampil di pameran Salon International de L'alimentation (SIAL) 2016 di Paris, Perancis. Keikutsertaan ini guna menunjukkan daya saing produk agro asal Indonesia di pasar internasional sekaligus membuka peluang perluasan pasar ekspor.

“Perusahaan yang ikut berasal dari seluruh penjuru nusantara, dengan menampilkan keberagaman produk unggulan kita, mulai dari kopi, minuman ringan, olahan kelapa, minuman kesehatan, makanan ringan, biskuit, mie instan, olahan buah dan olahan ikan, serta bahan makanan organik,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Enny Ratnaningtyas di Paris, sebagaimana disalin dari siaran pers.

Menurut Enny, ajang SIAL Paris 2016 akan semakin mendekatkan produk makanan dan minuman Indonesia kepada masyarakat Eropa, bahkan dunia. Hal ini karena pameran tingkat internasional ini diikuti oleh para pengusaha dan pengunjung dari seluruh mancanegara.

“Apalagi, para peserta pameran SIAL Paris 2016 dapat berpartisipasi aktif dengan seluruh para potential buyer baik dari Eropa, Asia dan juga para pengunjung dari seluruh dunia yang hadir pada pameran ini. Sehingga ke depannya dapat terjalin kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak,” harapnya.

BERITA TERKAIT

Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan Selama Ramadhan Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa…

Indonesia dan Sri Lanka Perkuat Hubungan Dagang Bilateral

NERACA Jakarta – Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui…

2023, Kontribusi Parekraf Terhadap PDB Mencapai 3,9 Persen

NERACA Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan realisasi program…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Distribusi dan Stabilitas Harga Ikan Selama Ramadhan Terus Dikawal

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus mengawal ketersediaan serta kestabilan harga ikan. KKP menyebut bahwa…

Indonesia dan Sri Lanka Perkuat Hubungan Dagang Bilateral

NERACA Jakarta – Indonesia dan Sri Lanka meluncurkan perundingan Indonesia–Sri Lanka Preferential Trade Agreement (ISL–PTA). Penandatanganan dilaksanakan secara simultan melalui…

2023, Kontribusi Parekraf Terhadap PDB Mencapai 3,9 Persen

NERACA Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memaparkan realisasi program…