Waskita Raih Sindikasi Pinjaman Rp 4,5 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah memperoleh fasilitas pinjaman sebesar Rp4.590.000.000.000. yang berasal dari beberapa bank atau sindikasi. Bank sindikasi dimaksud adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, The Bank of Tokyo-Mitsubishi Ltd, PT Sarana Multi Infrastruktur (persero), Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan-Bangka Belitung serta Bank Jabar Banten Tbk.

Dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (19/10), Hadi Purnomo, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Karya Tbk mengatakan, nantinya fasilitas pinjaman tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha utama Waskita dalam bidang konstruksi. Perjanjian pinjaman sindikasi ini dibuat berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.89 pada 17 Oktober 2016 dihadapan Ariani Lakhsmijati Rachim S.H. Notaris di Jakarta.

Asal tahu saja, hingga tahun 2018 mendatang, perseroan menargetkan ekuitas bisa tumbuh tiga kali lipat. Hingga akhir tahun ini ekuitas Waskita Karya ditargetkan dapat mencapai Rp20 triliun, padahal di tahun 2015 lalu ekuitas Waskita baru mencapai kisaran Rp10 triliun.

Direktur Utama Waskita Karya, M Choliq pernah bilang, sebagai salah satu strateginya, perseroan akan memanfaatkan dana pihak ketiga yang berasal dari pinjaman perbankan, srategic partnership, maupun initial public offering (IPO) entitas anak.”Kami baru saja mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar Rp4,5 triliun dari sindikasi perbankan Indonesia. Hal tersebut merupakan salah satu strategi perusahaan demi mencapai ekuitas yang diharapkan,"ujarnya.

Ambisi perseroan bukanlah tanpa alasan, Choliq menjelaskan bahwa dengan ekuitas yang meningkat maka diharapkan kemampuan perusahaan untuk memperbesar aset dan mengelola proyek menjadi lebih besar lagi. Perseroan menargetkan dapat mengelola aset senilai Rp100 triliun jika target ekuitas tercapai. Selain itu, perseroan juga mengungkapkan telah mengantongi kontrak baru sekitar Rp59 triliun. Nilai tersebut telah mencapai 89,39 persen dari total target raihan kontrak baru hingga akhir tahun ini yang dipatok di angka Rp66 triliun.

Kata M Choliq, raihan kontrak baru itu bahkan jauh lebih besar ketimbang nilai kontrak baru pada tahun 2015 lalu yang hanya mencapai Rp33 triliun.”Hampir sebagian besar kontrak baru yang didapat berasal dari APBN. Hal itu dilakukan untuk menghindari kesulitan bayar atas proyek yang sudah dikerjakan,"ujarnya.

Lebih lanjut, dirinya menambahkan, kontrak proyek yang berhasil didapatkan didominasi oleh proyek-proyek pengembangan jalan tol serta proyek pemerintah. Dirinya juga mengungkapkan bahwa secara jumlah proyek, angkanya jauh lebih kecil ketimbang tahun lalu, namun secara nilai proyek jumlahnya jauh lebih besar. Hingga periode September 2016 perseroan baru menggarap sekitar 20 proyek, sementara sepanjang tahun 2015 lalu jumlah kontrak baru yang didapatkan oleh Waskita Karya mencapai lebih dari 200 proyek.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…