Pembelaaan Produk Indonesia

Oleh: Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Pembelaan terhadap produk dalam negeri—sudah dilakukan oleh berbagai negara, seperti Jepang yang mengajarkan kepada masyarakatnya untuk beli produk yang dimiliki oleh bangsa Jepang. Maka ketika diri kita ke Jepang—sangat langka sekali kita temukan jenis beras dari produk negara lain, meskipun Jepang tidak seperti Indonesia sebagai penghasil beras. Anehnya lagi, meskipun beras Jepang harganya mahal, pemerintah tidak melakukan impor beras dan bahkan masyarakatnya dengan senang hati membelinya, karena rasa kecintaan dan pembelaan terhadap produk yang ada di dalam negeri. Maka jangan harap di Jepang ada produk-produk selain produk Jepang yang dikonsumsi oleh masyarakat Jepang.

Hal yang sama terjadi di nergeri Korea Selatan, negeri ini juga sama, meniru apa yang terjadi di Jepang. Mereka berlomba-lomba untuk membuat produk asli Korea Selatam , termasuk Industri otomotif dan elektronik. Masyarakat Korea Selatan dengan bangganya menggunakan produk-produk tersebut dan tidak mau menggunakan produk lain selain produk dari Korea Selatan. Dengan semangat dan keinginan memajukan produk-produk dalam negeri yang ada di Korea Selatan, maka sangat wajar kita selama ini melihat  betapa membanjirnya produk-produk Korea itu di berbagai negara. Hal ini tidak lepas dari semangat keterpihakan dan pembelaan antara pemerintah dan masyarakat Korea Selatan  terhadap produk produk dalam negeri. 

Lantas bagaimanakah dengan bangsa Indonesia? Apakah semangat dan budaya bangsa Jepang dan Korea Selatan tersebut bisa dimiliki. Sementara kenyataan yang ada—selama ini atas nama modernisasi, masyarakat lebih bangga menggunakan produk-produk luar negeri dibandingkan produk dalam negeri. Bahkan, karena harga produk Korea dan China itu lebih  murah dari pada  produk lokal, masyarakat Indonesia lebih memilih produk impor. Fenomena ini atau perilaku sosial demikian tidak terjadi di Jepang dan Korea. Maka dari itu, keterpihakan terhadap produk-produk Indonesia harus kita lakukan. Sementara bangsa lain melakukan ini, mengapa bangsa Indonesia tidak melakukan yang sama.

Berbicara kedaulatan atau berdikari—bukan hanya sekedar politik saja, akan tetapi secara ekonomi juga sebuah keaharusan. Jepang dang Korea melakukan ini dikarenakan---mereka menyadari nasionalisme bisa terbangun—karena adanya semangat saling memperkuat dan saling mendukung, ideologi seperti ini sejatinya adalah milik bangsa Indonesia yang mengedepankan semangat kegotongroyongan, yang selama ini selalu didengung-dengungkan oleh pemimpin nasional.

Untuk memiliki semangat ini,  harus ada sebuah pembelaan untuk memiliki dan mencintai produk Indonesia. Islam mengajarkan adanya semangat ta’awun dalam berekonomi  yang artinya saling berkerjasama. Untuk mengimplementasikan itu semua—perlu sebuah visi dan ideologi pembelaaan. Untuk mengembangkan ini  bukan hanya sekedar diri kita menciptakan produk-produk yang harus dibeli oleh masyarakat tapi adalah pasar-pasar rakyat yang sebagai pembeli dari produk tersebut yang harus kita ciptakan. Pasar yang berkarakter dan memiliki pembelaan itulah sejatinya menjadikan implementasi dari nilai-nilai keta'awunan.  

 

 

BERITA TERKAIT

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…

BERITA LAINNYA DI

Iklim dan Reformasi Kebijakan

Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…

Cawe-cawe APBN dalam Lebaran 1445 H

  Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal   Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan kepada Presiden Joko…

Investasi Emas Pasca Lebaran

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Usai lebaran Idul Fitri 1445 H masyarakat Indonesia mulai menjalankan aktifitas kembali seperti biasanya…