Pertumbuhan Filantropi Cukup Pesat di Indonesia

Pertumbuhan Filantropi Cukup Pesat di Indonesia

NERACA

Jakarta - Filantropi (kedermawanan sosial) di Indonesia tengah berkembang dengan pesat. Kegiatan berderma dan menolong sesama sedang marak di masyarakat. Ratusan yayasan filantropi bermunculan, mulai dari yayasan keluarga, yayasan perusahaan, yayasan berbasis keagamaan sampai yayasan komunitas. Sementara potensi sumbangan masyarakat terus meningkat dan jumlahnya mencapai triliunan rupiah per tahun.

Sebagai gambaran, sumbangan sosial perusahaan pada tahun 2015 mencapai Rp 12,45 triliun. Sementara potensi Zakat pada tahun yang sama mencapai Rp 213 triliun, sedangkan yang tergalang baru 1,2 persen atau Rp 3 triliun.

Tak heran jika masyarakat Indonesia dinobatkan sebagai masyarakat yang dermawan nomor 2 di dunia. (Forbes, 2016) Selain didorong oleh ajaran keagamaan dan tradisi lokal yang berakar kuat, pesatnya perkembangan filantropi di Indonesia didorong oleh tingginya pertumbuhan ekonomi.

Menurut Hamid Abidin, Direktur Eksekutif Filantropi Indonesia, pertumbuhan ekonomi menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan populasi orang super kaya (High Net Worth
Individuals-HNWI) paling cepat di Asia. Laporan Wealth insight menunjukkan bahwa populasi HNWI di Indonesia memegang kekayaan gabungan sebesar US$ 241 miliar.

Pesatnya pertumbuhan HNWI juga telah mendorong banyak keluarga kaya di Indonesia mendirikan yayasan keluarga atau yayasan perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan filantropi di Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya peran dan keterlibatan kaum muda dalam kegiatan filantropi. Sebagian mereka mendirikan yayasan atau organisasi berbasis komunitas untuk mengembangkan berbagai program sosial yang menjadi minat atau perhatiannya. Sebagian lainnya menjadi pendukung, volunteer dan donatur di berbagai organisasi sosial.

“Keterlibatan kaum muda dalam kegiatan filantropi ini mengubah peta dan pola filantropi di Indonesia. Masuknya anak muda di kegiatan filantropi ini juga mendorong berkembang berbagai metode dalam menyumbang dan menggalang sumbangan. Selain pemanfaatan teknologi informasi, salah satu ciri yang menonjol dari filantropi millenial adalah komunitas sebagai pendukung dan penggerak inisiatif dan gagasannya,” ujarnya di Jakarta, pekan ini.

Dalam rangka mengenalkan keragaman filantropi di Indonesia, Filantropi Indonesia (FI) akan menggelar event Indonesia Philanthropy Festival 2016 (IPFest 2016). Event pameran dan konferensi filantropi internasional ini akan digelar pada 6 hingga 9 Oktober 2016 di Cendrawasih Hall – Jakarta Convention Center, Jakarta. IPFest 2016 akan diikuti lembaga-lembaga filantropi nasional dan global serta delegasi filantropi dari Cina, Kolombia, Australia, Amarika Serikat, Filipina dan Singapura yang akan berbagi pengalaman dan menjajaki kemitraan.

Secara khusus festival filantropi mengangkat tema “Fostering Partnership for SDGs“ atau memperkuat kemitraan untuk mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs merupakan
seperangkat tujuan universal berikut target dan indikator-indikator agenda pembangunan global yang digunakan untuk membingkai rencana pembangunan nasional negara-negara di seluruh dunia selama 15 tahun ke depan.

Pelaksanaan SDGs akan mengandalkan kemitraan global yang inklusif dengan keterlibatan aktif dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, lembaga filantropi, akademisi dan lembaga-lembaga PBB. Untuk meningkatkan peran dan keterlibatan lembaga filantropi dalam pencapaian SDGs, pada tahun 2014 diluncurkan SDGs Philanthropy Platform oleh beberapa lembaga filantropi global bersama United Nations Development Programme (UNDP). Platform ini bertujuan memfasilitasi dialog internasional untuk tujuan kolaborasi antar lembaga filantropi, yang dimulai pada beberapa negara percontohan, yakni Ghana, Indonesia, Kenya, dan Kolombia. Mitra utama SDGs Philanthropy Platform di Indonesia adalah Filantropi Indonesia.

Event IPFest secara umum terdiri dari dua kegiatan, yakni pameran dan forum-forum filantropi. Pameran filantropi akan menampilkan keragaman lembaga filantropi berikut program-programnya yang dikaitkan dengan 17 goals SDGs. Filantropi Indonesia juga mengundang pegiat filantropi dari kalangan anak muda untuk mengenalkan dan memamerkan inisiatif dan aksi-aksi sosialnya di area khusus yang dinamakan “Selasar Filantropi Millenial”. Selasar yang berlokasi di lobby utama depan ruang Cendrawasih ini dihadirkan sebagai sarana edukasi dan sekaligus merubah persepsi dan pemhaman masyarakat bahwa filantropi identik dengan kegiatan kedermawanan orang tua dan orang kaya. Padahal, Kita tidak perlu menunggu tua dan kaya untuk menjadi seorang filantrop atau dermawan. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Perangi Korupsi - RUU Perampasan Aset Harus Segera Disahkan

Komitmen pemerintah dan DPR terhadap agenda pemberantasan korupsi kembali dipertanyakan publik seiring dengan sikap kedua institusi negara itu yang masih…

Jokowi Harap Keanggotaan Penuh RI di FATF Perkuat Pencegahan TPPU

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo berharap keanggotaan penuh Indonesia di Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrrorism…

KPK Akan Evaluasi Pengelolaan Rutan dengan Dirjen PAS

NERACA Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Perangi Korupsi - RUU Perampasan Aset Harus Segera Disahkan

Komitmen pemerintah dan DPR terhadap agenda pemberantasan korupsi kembali dipertanyakan publik seiring dengan sikap kedua institusi negara itu yang masih…

Jokowi Harap Keanggotaan Penuh RI di FATF Perkuat Pencegahan TPPU

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo berharap keanggotaan penuh Indonesia di Financial Action Task Force on Money Laundering and Terrrorism…

KPK Akan Evaluasi Pengelolaan Rutan dengan Dirjen PAS

NERACA Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham)…