NERACA
Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) mendirikan anak usaha baru dengan nama PT ITM Banpu Power. Disebutkan, anak usaha tersebut didirikan pada 27 September 2016. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur ITMG, Yulius Kurniawan, anak usaha yang baru didirikan tersebut bergerak di bidang pembangkit listrik. Sebelumnya, ITMG juga sudah memiliki beberapa anak usaha, di antaranya PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama Greston, PT Kitadin, PT Bharinto Ekatama, PT ITM Indonesia, PT Tambang Raya Usaha Tama, PT ITM Batubara Utama, PT ITM Energi Utama.
Kinerja laba ITMG di paruh pertama 2016 turun 37,13% year on year (yoy) menjadi Rp 474 miliar. Penurunan tersebut tak lepas dari turunnya penjualan bersih sebesar 26% yoy menjadi US$ 609,4 juta. Tercatat harga pokok penjualan ITMG turun dari US$ 650 juta menjadi US$ 493 juta. Walhasil, laba kotor perseroan tercatat sebesar US$ 116,4 juta.
Penjualan batubara ke pihak ketiga juga turun 24% menjadi US$ 554,6 juta. Selama periode itu, pelanggan yang memiliki nilai transaksi lebih dari 10% penjualan bersih ITMG adalah Marubeni Corporation. Sementara, penjualan batubara ke Asia Tenggara, India, dan Pakistan yang selama ini memberikan kontribusi paling besar turun 21,3% menjadi US$ 266,63 juta. Namun, penjualan domestik hanya turun 6,5% ke US$ 86,4 juta.
Yudha Gautama, analis Mandiri Sekuritas mengatakan, pada kuartal II-2016, ITMG mencatat penurunan laba bersih sebesar 34% yoy menjadi US$ 13 juta. Pencapaian laba bersih ITMG di semester I sekitar 48% dari target laba bersih ITMG setahun yang ditetapkan Mandiri Sekuritas. Meski turun, Yudha mengatakan pendapatan ITMG sejalan dengan konsensus. Margin kotor dan margin operasional tercatat sebesar 19,1% dan 9,6% pada semester I-2016."Margin kotor di kuartal II-2016 tumbuh lebih lambat menjadi 16,8%, dibanding 21% pada kuartal I-2016. Kami duga disebabkan penurunan rata-rata harga jual," ungkapnya.
Sebagai informasi, perseroan pada semester pertama berhasil mengantongi 86% dari target nilai kontrak pada tahun ini sebesar US$ 28,5 juta. Realisasi kontrak tersebut didukung oleh perbaikan permintaan dari China yang telah berhasil memangkas kuota produksi dalam negeri.
Jusnan Ruslan, Direktur Sales and Logistic ITMG pernah bilang, kebijakan China membatasi produksi membuka kemungkinan impor yang deras bagi negara penghasil batubara. Menurutnya, dengan kebijakan itu nantinya impor China akan mencatatkan pertumbuhan di level 15 juta ton hingga 25 juta ton.”Masih belum terjual 14%. Dari kontrak yang sudah dicapai, 75% itu harga tetap, 9% mengikuti harga indeks dan 3% belum ditentukan harganya," ujarnya.
Dirinya mengatakan, ke depan permintaan batubara diperkirakan bisa meningkat. Saat ini ada dua faktor yang mendorong pertumbuhan permintaan yakni faktor permintaan China dan permintaan domestik. "Diharapkan dengan sentimen megaproyek listrik 35.000 MW yang salah satunya disokong dari PLTU yang menggunakan batubara bisa mendongkrak permintaan domestik," kata dia.
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…
NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…
NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…
NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…