Perubahan Konsumsi BBM Dipengaruhi Faktor Harga

NERACA

Jakarta – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia menilai tren penurunan konsumsi premium sangat dipengaruhi faktor harga karena dengan selisih yang tidak jauh berbeda, konsumen kian selektif memilih BBM dengan kualitas yang lebih bagus. “Sekarang harusnya dijadikan momentum untuk perbaikan kualitas BBM dengan memperbanyak pertalite dan pertamax,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, disalin dari Antara.

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium terus turun hingga akhir September 2016 karena konsumen mulai menggunakan BBM nonsubsidi terutama jenis pertalite yang harganya tidak terlalu jauh dibandingkan premium.

Konsumen juga cenderung memilih BBM yang ramah lingkungan dengan kadar oktan (RON) lebih tinggi seperti pertalite atau pertamax karena kualitasnya lebih tinggi dibandingkan premium. Saat ini harga jual pertalite di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sebesar Rp6.900 per liter dan pertamax dibanderol Rp7.350 per liter. Sementara premium dibanderol Rp6.450 per liter.

Artinya, perbedaan harga pertalite dan pertamax dengan presmium berkisar Rp500-Rp900 per liter. Dengan selisih harga yang tidak terlalu lebar, kualitas yang diperoleh konsumen dari pertalite dan pertamax jauh lebih bagus.

Tren penjualan BBM nonsubsidi Pertamina kini mencapai 45 persen dari total konsumsi BBM yang saat ini mencapai 91 ribu KL per hari menyusul terjadinya penurunan permintaan premium oleh masyarakat.

Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, tren penjualan BBM nonsubsidi Pertamina, yaitu pertamax series dan pertalite semakin hari kian meningkat. Jika pada semester I 2016 rata-rata hanya sekitar 15 ribu KL per hari atau 20 persen dari total permintaan BBM, pada 20 hari pertama September 2016 konsumsinya mencapai 40.837 KL per hari atau 45 persen dari total konsumsi BBM.

“Perkembangan ini sangat menggembirakan karena menunjukkan bahwa masyarakat di Tanah Air sudah benar-benar menerima inovasi produk yang dilakukan Pertamina. Kami akan terus meningkatkan ketersediaan pertamax series dan pertalite di lebih banyak SPBU uintuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan dengan baik,” katanya.

Berdasarkan statistik tren penjualan BBM oleh Pertamina, pertalite mengalami lonjakan paling tinggi. Konsumsi dari tanggal 1-20 September 2016 tercatat mencapai 25 ribu kiloliter per hari. Padahal pada periode Januari-Juni 2016, penjualan pertalite rata-rata masih sekitar 6.500 KL per hari.

Konsumsi pertamax juga meningkat tajam, dari semula di kisaran 10 ribu KL per hari pada semester I menjadi 15 ribu KL per hari pada periode 1-20 September 2016. Sementara itu, Pertamax Turbo yang baru diluncurkan awal Agustus 2016 terjadi lonjakan konsumsi sekitar 170 persen pada September 2016.

Di sisi lain, menurut Wianda, konsumsi premium justru turun dari semula 70 ribu KL per hari pada semester I 2016 menjadi hanya 55 ribu KL per hari pada Agustus dan 50 ribu KL per hari pada 20 hari pertama September 2016. Namun, kata Wianda, Pertamina akan terus menjaga ketersediaan premium di tengah pelemahan permintaan tersebut.

Sementara itu, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral memprediksi harga bahan bakar minyak jenis premium akan turun sedangkan harga solar akan mengalami kenaikan per Oktober 2016. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan perkiraan penyesuaian harga dilakukan berdasarkan evaluasi tiga bulanan yang dilakukan pemerintah, di mana didapati adaa perubahan harga rata-rata minyak dunia.

Penentuan harga BBM bersubsidi sempat ditiadakan pada pertengahan tahun karena ada hari raya Idul Fitri sehingga penghitungan tiga bulan dimulai dari Juli, Agustus, dan September. “1 Oktober itu masuk tiga bulan kami evaluasi. Ada dari rata-rata tiga bulan ada perubahan sedikit. Premium turun dan solar naik,” katanya.

Menurut Wiratmaja, pemerintah akan menunggu hingga tanggal 25 bulan ini untuk menghitung total harga penyesuaian. Ia juga mengatakan akan mendiskusikan hal tersebut kepada Pelaksana Tugas (Plt) Menteri ESDM Luhut Binsar Panjaitan. “Tapi dari harga minyak dunia kami hitung semuanya bahwa premium turun, solar naik. Kisarannya antara Rp300 - Rp500 per liter fluktuasi naik turunnya rata-rata segitu,” katanya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mencatat impor bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium turun 30 persen dari Agustus hingga rencana Oktober 2016 karena peralihan konsumsi masyarakat dari Premium ke Pertamax.

“Tren impor Premium akan menurun sejalan dengan menurunnya konsumsi beberapa bulan ini. Kalau kita lihat dari 7,8 juta barel pada Agustus menjadi 5,4 juta barel pada Oktober, penurunannya hampir 30 persen,” kata Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, disalin dari Antara.

Daniel mengatakan impor Premium menurun dari 7,8 juta barel pada Agustus, menjadi 6,9 juta barel pada September, kemudian 5,4 juta barel pada Oktober. Tren penurunan impor Premium diperkirakan terus berlanjut sampai akhir tahun.

Menurut dia, penurunan tersebut merupakan dampak perubahan konsumsi masyarakat dari Premium ke Pertamax. Hal tersebut tercermin dari stok Premium yang masih cukup tinggi selama dua bulan terakhir, sedangkan stok Pertamax kian menurun.

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

UMKM Perikanan Potensial di 12 Provinsi Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan dukungan penuh terhadap 376 Unit Pengolahan Ikan (UPI) Usaha Mikro…

Indonesia dan Tunisia Segera Tuntaskan Perundingan IT-PTA

NERACA Tangerang – Indonesia dan Tunisia segera menuntaskan Perundingan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA) pada 2024. Ini ditandai dengan  penyelesaian…