Keuangan Syariah Diminta Bersiap Hadapi Era "New Normal"

 

 

NERACA

 

Jakarta - Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto menilai industri keuangan syariah harus bersiap menghadapi era 'new normal', yakni era ekonomi tumbuh sangat lambat dan masyarakat lebih selektif dalam berbelanja. "Dalam era 'new normal' di saat perekonomian melambat dan konsumen mengurangi belanjanya, industri keuangan syariah harus menyiapkan diri untuk beradaptasi secara tepat untuk bertahan dan terus berkembang dengan baik," ujar Rahmat saat pembukaan Konferensi Keuangan Syariah Internasional di Jakarta, Kamis (29/9).

Dalam kondisi tersebut, OJK sendiri akan terus mengembangkan industri keuangan syariah seperti meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) keuangan syariah. Selain itu, OJK juga mendorong produk keuangan syariah yang inovatif untuk memperdalam pasar, meningkatkan akses ke lembaga keuangan syariah, dan memperbesar konsumen keuangan syariah.

Berdasarkan data OJK, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, industri keuangan syariah Indonesia masih menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat pada perbankan syariah. Pangsa pasar (market share) industri perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu meningkat dari 4,6 persen pada Juli 2015 menjadi 4,81 peren pada Juli 2016. Market share tersebut diperkirakan akan mencapai 5,13 persen apabila turut memperhitungkan hasil konversi BPD Aceh menjadi bank umum syariah.

Sejalan dengan perkembangan pangsa pasar tersebut, terjadi peningkatan aset perbankan syariah (UUS dan BUS) sebesar 18,49 persen yaitu dari Rp272,6 triliun Rp305,5 triliun. Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54 persen yaitu dari Rp216 triliun menjadi Rp243 triliun, yang selanjutnya telah mendorong penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar 7,47 persen dari Rp204,8 triliun menjadi Rp220,1 triliun.

Sementara untuk pasar modal syariah, persentase nilai masing-masing efek syariah dari total efek per 23 September 2016 antara lain saham syariah 55,97 persen, sukuk korporasi 3,88 persen, reksadana syariah 3,76 persen dan sukuk negara 15,08 persen. Sedangkan perkembangan industri keuangan non bank (IKNB) syariah dari sisi total aset meningkat 23,18 persen menjadi Rp80,1 triliun.

Namun begitu, Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal OJK Sarjito menilai masa depan keuangan syariah masih menjanjikan kendati pertumbuhan ekonomi global masih mengalami perlambatan. "Saya yakin masa depan industri keuangan syariah menjanjikan. Meskipun demikian, masih banyak tantangan dan ketidakpastian," katanya.

Adapun tantangan dan ketidakpastian tersebut salah satunya yakni sulitnya mengembangkan bisnis dengan yurisdiksi yang berbeda karena terbentur regulasi lokal dan juga interpretasi terhadap syariah itu sendiri. Selain itu, lanjut Sarjito, tantangan lainya yakni lemahnya dan rentannya manajemen dan tata kelola keuangan syariah. "Terakhir yakni kurangnya sumber daya manusia yang kompeten dan memiliki kapasitas memadai dalam keuangan syariah," kata Sarjito.

Industri keuangan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Berdasarkan Laporan Indonesia Islamic Finance, aset industri keuangan syariah tumbuh 10 perse, pada 2015 mencapai Rp617 triliun. Pertumbuhan tersebut melampaui pertumbuhan aset keuangan konvensional. Tren yang sama juga terjadi pada negara-negara lain yang mengembangkan keuangan syariah.

Kendati demikian, setelah mengalami pertumbuhan 'double digit' pada dekade-dekade sebelumnya, beberapa ekonom memprediksi pertumbuhan industri keuangan syariah kemungkinan besar akan melambat pada 2016 seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia, ketidakpastian politik, harga minyak dan komoditas yang menurun, dan perubahan-perubahan yang cepat dalam kerangka regulasi global.

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…