Manfaatkan Tax Amnesty - Lagi, BEI Sesumbar Beri Diskon 50%

NERACA

Jakarta – Mendorong minat perusahaan listing di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali sesumbar akan memberikan diskon 50% pada perusahaan yang mencatatkan saham perdana atau initial public offering (IPO) pada periode program pengampunan pajak (tax amnesty). Langkah tersebut untuk mendorong perusahaan mencari pendanaan lewat pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat mengatakan, perusahaan yang mendapat diskon ialah perusahaan yang melakukan registrasi pencatatan saham pada periode tax amnesty.”Dalam periode tax amnesty pencatatan saham tidak dibebaskan, tapi untuk initial listing fee,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dengan diskon ini diharapkan pencatatan saham di BEI lebih menarik. Meski, kata Samsul, BEI harus rela terpangkas pendapatannya."Sebenarnya inisiasi atau encourage perusahaan yang mau IPO. Jadi kita memberi sinyal kepada perusahaan yang mau IPO. Bahwa kita punya insiatif kurangi pendapatan kita," jelas dia.

Dia mengatakan, diskon tersebut bersifat umum baik untuk papan pengembangan maupun papan utama."Semua. Kan itu maksimal Rp 250 miliar di papan utama, Rp 150 miliar di papan pengembangan. Dapat diskon ya jadi Rp 75 miliar. Jadi dibikin supaya lebih murah," ungkap Samsul.

Selain itu, dia mengatakan, BEI akan mempercepat proses perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya di BEI. "Dari sisi proses kerja. Yang tadinya menunggu ini itu, sekarang paralel. Lebih cepat di Bursa. Di Bursa kan cuma 1-2 minggu," tandasnya.

Tahun ini, BEI kembali menelan pil pahit untuk kesekian kalinya. Pasalnya, ambisi mampu mendatangkan jumlah emiten baru atau go public di pasar modal sebanyak 35 perusahaan bakal meleset dari target. Hal ini sangat beralasan, saat ini pihak BEI baru mencatat 10 emiten baru yang listing hingga Juli 2016.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio pernah bilang, pihaknya tetap menaruh harapan besar target IPO bakal tercapai. Namun melihat kondisi saat ini, dirinya harus realistis dengan merevisi target yang ada. “Sementara masih sama, saya lagi bicara tapi banyak yang masuk dan mungkin akan ada yang revisi,"ungkapnya.

Hingga saat ini, Tito belum bisa memastikan seberapa besar revisi yang akan dilakukan pihaknya. Kemungkinan, kepastian terkait hal tersebut akan ada dalam dua hingga tiga hari ke depan. "Mungkin akan ada yang beda, tapi nanti saya sampaikan dua atau tiga hari lagi,"ujarnya.

Pada awal tahun 2016 bursa optimis bisa membawa sebanyak 35 emiten melantai di bursa. Bahkan, hingga Agustus optimisme tersebut masih ada. Hal tersebut dikarenakan masih banyaknya perusahaan yang bertandang ke bursa. Namun saat ini, target tersebut di pangkas hanya menjadi 25 emiten baru. Terakhir, BEI mencatatkan saham perdana PT Paramita Bangun Persada Tbk (PBSA) dan PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), dengan demikian jumlah perusahaan tercatat sebanyak 535 emiten. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…