PTPN III Bawa Anak Usahanya IPO di 2017

NERACA

Jakarta – Menyusul banyaknya BUMN dan anak usahanya listing di pasar modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, memacu PT Perkebunan Nusantara III (Persero) juga untuk ikut listing di bursa. Rencananya, perseroan menawarkan saham perdana (IPO) anak usahanya pada 2017.”Kandidatnya bisa PT Perkebunan Nusantara IV dan lainnya," kata Direktur Utama PTPN III, Elia Massa Manik di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, tujuan IPO bukan semata mendapatkan dana murah, melainkan mengetahui nilai wajar sebuah perusahaan. Dengan adanya penilaian tersebut, maka dapat memotivasi perusahaan untuk semakin meningkatkan nilainya, selain tata kelola perusahaan (GCG) akan membaik.”Dengan IPO, valuasinya lebih fair sehingga dapat memotivasi kita. Ini yang paling berharga dari semuanya. Kalau nilai kita kurang, maka kita akan bekerja lebih keras," ungkapnya.

Jika IPO hanya untuk mendapatkan dana murah, dirinya menyarankan agar perusahaan memilih meminjam kredit ke perbankan dari pada menjual sahamnya ke publik.“Sebab kita tidak boleh menipu investor. Kita harus menampilkan perusahaan yang punya potensi. Jangan kayak yang dulu-dulu, di mana harga saham IPO sampai sekarang masih segitu saja," tegasnya.

Oleh sebab itu, sebelum merealisasikan hajatan tersebut, dia tengah membenahi 13 perusahaan yang ada di bawah naungan PTPN III. Terkait rencana beberapa anak usaha yang berkeinginan menerbitkan obligasi, dia menyarankan agar memilih dana dari perbankan. Sebelumnya, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan prospek negatif untuk PT Perkebunan Nusantara III (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara II.

Analis Pefindo, Mega Nugroho pernah bilang, prospek negatif yang diberikan kepada PTPN III untuk mengantisipasi harga-harga komoditas utama, seperti minyak kelapa sawit (CPO) dan karet yang berpotensi melemah berkepanjangan. Selain itu, prospek tersebut juga untuk antisipasi tambahan tekanan keuangan yang disebabkan oleh meningkatkan risiko pembiayaan utang sebagai akibat dari posisi leverage keuangan yang signifikan di beberapa anak usaha.

Kendati demikian, peringkat PTPN III ditetapkan 'A'. Peringkat tersebut mencerminkan posisi perusahaan yang yang sangat kuat di pasar, operasi perkebunan yang terdiversifikasi dengan baik, dan permintaan domestik yang stabil untuk minyak kelapa.

Kata Mega, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan perusahaan yang agresif, risiko dari ekspansi di bisnis gula, dan eksposur terhadap fluktuasi harga komoditas global dan cuaca yang tidak menguntungkan. PTPN III merupakan perusahaan induk untuk sektor perkebunan di Indonesia. Bisnis utama terdiri dari kelapa sawit, gula, teh, kopi, dan cokelat.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…