BNPB Usul Lokasi Bencana jadi Ruang Publik

 

 

NERACA

 

Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei merekomendasikan lokasi bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat, agar dapat digunakan sebagai ruang publik berupa taman terbuka. "Jangan digunakan untuk permukiman karena daerah yang bekas diterjang banjir bandang merupakan daerah bahaya tinggi dari banjir," kata Willem lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (27/9).

Willem mengatakan sudah menyampaikan hal tersebut kepada Bupati Garut. Saat masa kolonial Belanda tahun 1921, kata dia, daerah Garut juga pernah terendam banjir besar. Daerah bantaran sungai atau sempadan sungai kawasan berpotensi banjir pada waktunya nanti. Untuk itu, lanjut dia, sempadan sungai sebaiknya ditujukan menjadi nonpermukiman agar saat banjir tidak menimbulkan korban jiwa. Dia mengatakan sejauh ini pemerintah daerah setempat masih terus mengkaji kelayakan lokasi bencana sebagai pemukiman kembali warga terdampak.

Namun, kata dia, permasalahan yang dihadapi pemerintah daerah setempat adalah mencari lokasi yang tersedia dan aman untuk relokasi warga. Korban banjir bandang yang kehilangan tempat tinggal, lanjut Willem, telah ditampung sementara di rumah susun (rusun) yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Garut. "Saat ini telah disediakan rusun dengan kapasitas 98 KK," kata dia.

Menurut Willem, kantor-kantor pemerintah yang tidak dipergunakan bisa dipakai sebagai tempat pengungsian sementara. Dengan kata lain, pengungsi supaya tidak tinggal di tenda terlebih dalam jangka waktu yang panjang. Sejauh ini, kata dia, Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir Garut masih melakukan pendataan pengungsi berdasarkan nama dan alamat, serta validasi jumlah pengungsi dan kerusakan rumah serta infrasturktur.

Sementara itu, berdasarkan Pos Komando, data korban meninggal berjumlah 34 jiwa, hilang 19 jiwa dan pengungsi berjumlah 1.326 jiwa. Jumlah pengungsi fluktuatif karena pengungsi ada yang pulang ke rumah dan di waktu lain kembali ke pengungsian. "Rumah warga yang terdampak berjumlah 2.511 unit, dengan rincian 858 rumah rusak berat, 207 rusak sedang dan 1.446 rusak ringan. Pendataan dan verifikasi masih dilakukan," katanya.

 

BERITA TERKAIT

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan NERACA Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Suharso…

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik  NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan-perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan

RKP 2025 Dinilai Sangat Strategis untuk Transisi Kepemimpinan NERACA Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (PPN/Bappenas) Suharso…

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik

BUMN Diminta Gerak Cepat Antisipasi Dampak Geopolitik  NERACA Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta perusahaan-perusahaan…