Tender 35.000 MW - Efisiensi Pembangkit Mesti Diperhatikan

NERACA

Jakarta – Efisiensi mesin pemenang tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Gas (PLTGU) Jawa 1 dipertanyakan. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diminta transparan dengan membeberkan parameter dan indikator yang digunakan dalam proyek berkapasitas 2 x 800 Mega Watt (MW) ini.

Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi meminta PLN lebih profesional dalam menyelesaikan tugas yang masuk dalam megaproyek 35.000 MW ini. Dibatalkannya tender Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 5 juga kian memperjelas kinerja kurang baik dari PT PLN.”Pada tender PLTGU Jawa 1, PLN melibatkan anak usahanya yakni PT PJB (PT Pembangkit Jawa Bali-red), padahal bila dibeberkan secara transparan, peserta tender lain memiliki efisiensi mesin, harga dan kompetensi yang lebih baik,” kata Fahmy Radhi di Jakarta Selasa (27/09).

Fahmy meminta keterlibatan anak usaha PLN, PT PJB sebagai salah satu peserta tender, mesti disikapi PLN secara fair dan transparan. Ia menilai kalau indikatornya kompetensi dan track record, maka ada konsorsium lain dengan mesin yg lebih efisien yang bisa memenangi tender.”General Electric mempunyai teknologi pembangkit listrik dan gas terbaru yang lebih efisien. PLN harus memilih pemenang tender proyek PLTGU 1 yang memang benar-benar terbaik. Silahkan dibuka secara transparan kepada publik,” ujarnya.

Diketahui, teknologi yang dipakai Mitsubishi diduga paling tua dibanding GE dan Siemens. Teknologi Mitsubishi itu diperkirakan tahun 90-an, sementara Siemen dan GE baru 5 tahun. Ia juga memberikan perbandingan mengenai efisiensi ketiga mesin. Mesin GE memiliki angka efisiensi sekitar 62 persen, Siemens sekitar 60 persen, dan Mitsubishi 59 persen. “Setiap 1 persen efisiensi kontribusinya bisa USD2 juta per tahun. Nah, apabila umur proyek 20 – 25 tahun, bisa dibayangkan berapa persen pemborosan uang negara,” katanya.

Senada, Anggota DPR Komisi VII Kurtubi juga mengaku tidak setuju jika anak usaha PT PLN mengikuti tender megaproyek kelistrikan dengan melibatkan konsorsium yang di dalamnya ada perusahaan swasta asing Mitsubishi. Menurutnya pembagian saham untuk PLTGU Jawa 1 tidak bisa dimiliki mayoritas PT Pembangkit Jawa Bali (PJB). "Persoalannya di situ ada swasta asing," ujar Kurtubi beberapa waktu lalu.

Kurtubi lebih senang jika PLN meminjam uang ke bank untuk menggarap sendiri proyek PLTGU Jawa 1, karena dengan begitu kepemilikan pembangkit listrik akan dikuasai 100% perseroan. Langkah PLN ini juga kabarnya membuat istana gerah. Menurut sebuah sumber istana Presiden Jokowi Widodo marah melihat polah PLN. Terutama pada dibatalkannya tender PLTU Jawa 5 dan memilih anak usaha PLN yakni PT Indonesia Power sebagai pelaksananya dengan cara penunjukan langsung.

Jokowi ingin megaproyek 35.000 megawatt yang ia canangkan bisa berjalan lancar dengan batas tenggat waktu sesuai yang telah direncanakan yakni 2019. Apalagi hal ini menjadi taruhan kinerja di masa kepemimpinanya saat ini. Sebagai informasi peserta konsorsium PLTGU Jawa 1 diikuti empat konsorsium. Yakni 1. PT Pertamina, Marubeni, Sojitz, General Electric; 2. Medco, Korea Power Electric Corporation (Kepco) dan Nebras Power Qatar; 3. Mitsubishi, PJB, Rukun Raharja; 4. Adaro, Sembcorp.
Komponen Bahan Bakar. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…