SMF Targetkan Sekuritisasi KPR Bank BUMN 2017

 

NERACA

Jakarta - Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Ananta Wiyogo mengatakan perseroan menargetkan melakukan sekuritisasi KPR bank-bank BUMN di tahun 2017 untuk meningkatkan penyaluran dana pembiayaan perumahan.  "Yang jelas kami ingin target sekuritisasi bukan hanya BTN (Bank Tabungan Negara), tapi seluruh bank-bank BUMN lainnya. Sekarang kan sudah ada Bank Mandiri," kata Ananta, seperti dikutip Antara, akhir pekan kemarin.

Dia menyebutkan perseroan menargetkan untuk melakukan sekuritisasi portofolio KPR sejumlah bank besar seperti BRI dan BNI. Target sekuritisasi SMF tahun 2016 ialah sebesar Rp2 triliun, namun hingga saat ini yang telah dilakukan sekuritisasi dan dijual di pasar modal baru KPR Bank Mandiri senilai Rp500 miliar.

Ananta optimistis dapat memenuhi target sekuritisasi Rp2 triliun mengingat rencana sekuritisasi KPR BTN sekitar Rp1 triliun yang akan dilakukan beberapa waktu ke depan. "Nanti Rp500 miliar lagi sedang kami upayakan. Sudah ada pembicaraan dengan beberapa bank," kata Ananta. Sedangkan target sekuritisasi tahun 2017, lanjut dia, akan ditentukan berdasarkan pencapaian pada 2016 yang digunakan sebagai indikator.

Dia menjelaskan SMF akan melakukan sekuritisasi pada bank yang sudah banyak memiliki portofolio KPR. Ananta juga optimistis dengan target laba bersih 2016 sebesar Rp299 miliar yang menurutnya bisa dicapai hingga akhir tahun. SMF telah mencatatkan laba bersih sebesar Rp165 miliar atau sudah mencapai 75 persen dari target per Juni 2016.

Disamping itu,  SMF akan mengeluarkan produk pembiayaan perumahan yang akan menyasar segmen kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di luar segmentasi KPR perbankan. Ananta mengatakan SMF akan menjadi agen dalam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bertajuk KPR Sejahtera SMF kepada bank pembangunan daerah dan perusahaan pembiayaan.

"Jadi SMF sebagai "grosir"-nya (menyalurkan produk KPR) kepada bank dan perusahaan pembiayaan yang jadi "pengecer", untuk memberikan kredit kepada masyarakat," kata Ananta. Produk baru yang akan diluncurkan pada Januari 2017 tersebut direncanakan akan menggandeng empat bank pembangunan daerah yakni Bank Sumut, Bank Sulselbar, Bank Sultra, Bank NTT, Bank NTB, dan Bank Jateng sebagai permulaan. Selanjutnya, lanjut Ananta, SMF menargetkan seluruh BPD akan diikutsertakan dalam menyalurkan KPR Sejahtera SMF.

"Memang kita dipesenin pemegang saham. Kalau mau bangun KPR kalau bisa fokus di luar Jawa dulu," kata Ananta. Menurut dia, pembangunan KPR di luar pulau Jawa sangat penting sebagai tolak ukur keberhasilan SMF dalam menyalurkan KPR. Selain itu juga untuk mendorong pembangunan perumahan di luar Pulau Jawa. Sasaran kelompok masyarakat yang direncanakan sebagai penerima KPR Sejahtera SMF yang merupakan kelompok masyarakat berpotensi menjadi kreditur namun tidak memenuhi persyaratan perbankan.

Apabila kreditur penerima Fasilitas Likuidasi Pembiayaan Perumahan (FLPP) maksimal berpenghasilan Rp4 juta per bulan, penerima KPR yang ditarget SMF ada sedikit di atas angka tersebut. Sementara produk rumah yang akan diberikan dalam KPR Sejahtera SMF dengan nilai di kisaran Rp300 juta. Sedangkan untuk suku bunga yang ditawarkan kemungkinan bisa sama dengan bunga KPR bank non-FLPP. Namun tenor yang diberikan diharapkan bisa menyamai tenor KPR FLPP atau bahkan lebih lama lagi.

BERITA TERKAIT

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…