NERACA
Jakarta –Menjadi daerah yang terdepan dengan berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, membuat daerah Batam begitu sangat strategis. Terlebih Batam menjadi nomor tiga kunjungan wisata asing setelah Bali dan Jakarta dengan kontribusi 15% untuk wisman nasional. Disamping itu, tidak ada bandara di daerah Sumatera yang sesibuk Batam dan bahkan Kuala Namu di Medan sekalipun.
Ya, kondisi Batam dahulu dengan sekarang saat ini sudah berbeda. Sejak komitmen pemerintah menggalakkan pembangunan infrastruktur, Batam menjadi wilayah yang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, seperti properti, mall hingga sektor industri. Selain itu, sejak diberlakukan sistem Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga ikut mengerek pertumbuhan pasar properti Batam. Dimana untuk sektor perumahan mewah jadi meningkat pesat. Saat ini sudah ada sekitar 40 ribu rumah mewah di Batam, baik rumah tapak maupun apartemen. Tujuh puluh persen di antaranya sudah terhuni.
Candra Ciputra, Chief Executive Officer (CEO) dari Ciputra Group mengakui, berkembang pesatnya infrastruktur di Batam. memungkinkan Batam untuk dikembangkan sebagai pusat bisnis dan industri yang sejajar dengan Johor, Malaysia, sebagai pilihan kedua warga Singapura. Dirinya menjelaskan, tingginya pertumbuhan pasar properti di Batam didorong oleh luasnya potensi pasar, terutama pada kelas menengah dan atas menjadi alasan bagi Ciputra Group berani membangun proyek CitraLand Megah seluas lima belas hektar. Proyek tersebut ditujukan bagi kelas premium dengan harga termurah berkisar pada angka Rp 3 miliar untuk tipe 245/160.
Meski begitu, lanjutnya, tidak bisa menyamakan pasar properti Batam dengan kota-kota besar lain di Sumatera seperti Medan. Pada dasarnya, pasar properti Batam masih tergolong under-penetrated. Meski jumlah properti di Batam masih tergolong kecil secara skala, persentase pertumbuhannya luar biasa. Jadi, para pelaku bisnis properti tetap optimis bahwa pertumbuhan pasar properti di Batam akan terus melejit seiring dengan tingginya permintaan, baik dari pasar lokal maupun asing.
Hal yang sama juga disampaikan Ruslan Weng, Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Kepulauan Riau. "Semua sepertinya sudah tahu, Batam memiliki lokasi yang strategis. Kita dekat dengan negara tetangga, yaitu Singapura dan Malaysia, itu sangat menguntungkan bagi properti di Batam. Karena untuk perekonomian di Batam sebenarnya lebih terpengaruh oleh kondisi perekonomian negara tetangga,"ungkapnya.
Selain itu, menurut Ruslan, perekonomian Batam yang ditunjang oleh berbagai sektor industri juga sangat mendukung perkembangan pasar properti di Batam.”Perekonomian di Batam ditunjang oleh berbagai sektor industri. Pada 2015 saat industri galangan kapal jatuh, industri pariwisatanya naik. Jadi saling menunjang," kata Ruslan.
Faktor pengungkit lainnya, begitu tingginya harga properti di negara tetangga Singapura, turut menjadi "rejeki" tersendiri bagi pasar properti Batam. Hal ini mendorong para pebinis yang kerap wara-wiri ke Singapura dan Malaysia untuk memiliki hunian di Batam. Pesatnya kemajuan perekonomian di Batam, tentunya harus ditunjang dengan pasokan energi gas yang memadai. Jangan sampai, geliatnya sektor industri di Batam, seperti galangan kapal dan pariwisata terhenti karena pasokan energi gas yang ramah lingkungan ini menjadi hambatan yang berdampak sistemik.
Menjadi Kota Gas
Terlebih, kota Batam mempunyai cita-cita akan dikembangkan menjadi “kota gas” pada 2018 mendatang. Gagasan ini sebagaimana kesepakatan antara Kementerian ESDM dan Pemprov Kepri untuk menjadikan Batam sebagai kota berbasis energi gas, seiring negosiasi tambahan alokasi dari Lapangan Gas Gajah Baru Natuna dan kesiapan infrastruktur.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan, ada beberapa hal yang telah dilakukan Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mewujudkan Batam sebagai kota gas. Di antaranya rencana pembangunan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan pembangunan instalasi pipa gas rumah tangga.“Untuk tahap awal akan dibangun tiga SPBG di Batam,”ujarnya.
Sementara untuk instalasi pipa gas rumah tangga, akan dibangun ke seluruh wilayah Batam. Saat ini, instalasi pipa gas sudah dipasang di jalan-jalan utama, belum semuanya masuk ke rumah tangga, baru di seputaran Batam Centre, Perumahan Cendana, dan Bida Asri. Mengingat betapa pentingnya gas bumi menunjang perekonomian masyarakat Batam, memacu PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) untuk terus memperluas jaringan pipa gas bumi di Batam. Salah satunya PGN menargetkan penambahan sambungan gas rumah tangga sudah terpasang sebanyak 5.250 unit di Batam, Kepulauan Riau.”Sudah jadi komitmen kami sebagai BUMN untuk memperluas pemanfaatan energi gas bumi ke berbagai sektor termasuk ke rumah tangga," kata Kepala Divisi Korporat Komunikasi PGN, Irwan Andri Atmanto.
Teranyar, PGN belum lama ini telah menyelesaikan proyek jaringan pipa gas bumi sepanjang 18,3 km Kota Batam, Kepulauan Riau tepat waktu. Proyek pipa gas yang berada di kawasan bisnis sepanjang 18,3 km akan menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam. Nantinya infrastruktur pipa gas Bumi ini akan memasok gas ke jasa komersil seperti hotel dan restoran di kawasan Nagoya, dan jasa restoran serta industri di Batam. Di Batam sendiri, PGN mengoperasikan pipa gas bumi sepanjang 123 km dan sudah terpasang 750 sambungan gas bumi rumah tangga. Dengan adanya tambahan proyek pipa gas di Nagoya, jumlah pipa distribusi gas bumi di Batam menjadi 141,3 km. Tercatat secara nasional, PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi lebih dari 7.000 km, jumlah tersebut setara dengan 76% pipa gas bumi hilir yang ada di Indonesia.
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…