Proyek 35 Ribu Megawatt Diperkirakan Tak Capai Target

 

NERACA

 

Jakarta - Pengamat energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi memperkirakan program pembangunan pembangkit listrik berdaya 35.000 MW bakal tidak selesai sesuai target pada 2019-2020. "Dengan capaian yang masih rendah yakni hanya sekitar satu persen sampai awal 2016, saya pesimistis penyelesaian proyek 35.000 MW bisa dicapai sesuai target pada 2019-2020," katanya di Jakarta, Selasa (30/8).

Apalagi, lanjutnya, dengan adanya sejumlah kasus tender pembangkit 35.000 MW yang bermasalah seperti PLTU Jawa 5, PLTGU Jawa 1, PLTU Sumsel 9 dan 10, serta PLTU Jawa 7 bisa berdampak mundurnya penyelesaian program nasional tersebut tepat waktu. "Pengulangan dan pengunduran tender pembangkit-pembangkit itu mengindikasi ketidakmampuan PLN dalam memberikan kepastian kepada investor," ujarnya.

Menurut mantan Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas tersebut, PT PLN (Persero) harus bekerja keras dan lebih fokus dengan melakukan terobosan-terobosan agar bisa mempercepat proyek 35.000 MW. Salah satu upaya mempercepat proyek adalah mengintegrasikan antara pasokan energi primer dan permintaan listrik.

Ia mengatakan, PLN tidak perlu mengubah target, tetapi melakukan percepatan dengan mengintegrasikan pembangunan PLTU, PLTGU, dan PLTP dengan pembangunan infrastruktur pasokan energinya. "Tanpa integrasi jangan harap target PLN akan tercapai," kata peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM itu.

Upaya integrasi itu, lanjutnya, akan memberikan kepastian kepada investor untuk masuk dalam program pembangunan 35.000 MW. Fahmy juga mengatakan, kalau mendasarkan hanya pada kebutuhan listrik di seluruh Indonesia, maka program 35.000 MW memang sudah tepat. "Kebutuhan listrik tersebut selain meningkatkan jangkauan listrik di seluruh Indonesia, juga dibutuhkan bagi pengembangan industri mencapai pertumbuhan ekonomi di atas enam persen," katanya.

Program 35.000 MW mencakup 109 proyek yang terdiri atas 35 pembangkit dikerjakan PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta (independent power producer/IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW. Berdasarkan data PLN hingga kuartal pertama 2016, kapasitas pembangkit yang sudah dibangun 397 MW atau masih 1,1 persen dari total target 35.000 MW.

Lalu, tahap konstruksi mencapai 3.862 MW atau 10,9 persen, perencanaan 12.226,8 MW atau 34,4 persen, pengadaan 8.377,7 MW atau 23,6 persen, dan kontrak jual beli (power purchase agreement/PPA) 10.941 MW atau 30,8 persen. Demikian pula, PLN baru membangun 2.712 km transmisi dari target 46.597 km pada periode sama.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW) tidak akan beroperasi penuh di tahun 2019 mendatang.

Pasalnya, pembangkit listrik yang siap beroperasi atau memasuki masa Commision on Date (CoD) di tahun 2019 tercatat sebesar 20 ribu hingga 25 ribu MW atau 57,14-71,4 persen dari target. Sedangkan, sekitar 10 ribu MW sisanya diperkirakan baru bisa beroperasi setelahnya. "Yang selesai kira-kira sekitar 20 ribu MW yang akan CoD, tapi mungkin 10 ribu MW masih under construction (dalam pembangunan)," ujarnya.

Namun demikian, angka ini masih perlu diperiksa kembali. Makanya, Kementerian ESDM akan kembali mendata proyek-proyek yang sudah CoD hingga konstruksi di tahun itu. Kendati begitu, Luhut mengaku, puas akan perkembangan pembangunan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. "Saya kira proyek ini berjalan dengan baik. Kami akan hitung berapa kapasitas yang bisa selesai dan yang under construction di 2019," tutur dia.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nike Widyawati menambahkan, ada banyak hal yang menyebabkan realisasi proyek 35 ribu MW terhambat. Bahkan, hambatan itu ada yang muncul sejak masa lelang. "Contohnya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Uap (PLTGU) Jawa 1 yang pada waktu itu peserta tendernya minta mundur satu bulan. Banyak aspek-aspek yang kami tidak bisa dikendalikan. Selain itu, kalau seluruh peserta tender minta mundur, kami juga sulit memaksakan. Tapi kami akan percepat. Semoga akhir tahun sebanyak 30 ribu MW pembangkit listrik telah dilelang," imbuh Nike

BERITA TERKAIT

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sadari Potensi Dunia Digital, Raih Cuan Jutaan dari Jualan Online

  NERACA Magetan – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan kegiatan Chip In #MakinCakapDigital2024 bertema “Etika Bebas Berpendapat di…

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…