BRI Belum Berencana Akuisisi Bank Syariah

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) menyatakan saat ini belum ada rencana perseroan untuk melakukan akuisisi perbankan syariah. "Saat ini belum ada, untuk tahun 2017 kami belum melihat (rencana) itu," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, seperti dikutip Antara, kemarin.

Sebelumnya, terdapat informasi bahwa BRI telah menggandeng sebuah konsultan multinasional untuk melakukan kajian terhadap kinerja sebuah bank syariah, Bank Muamalat. Dihubungi untuk mengkonfirmasi hal tersebut, Haru tidak membantah BRI telah bekerja sama dengan sebuah lembaga audit multinasional untuk mengkaji Muamalat. "Tugas mereka hanya melakukan 'review' tapi tidak mengeluarkan rekomendasi," ujar Haru, melalui telepon, Senin malam.

Haru menolak menjelaskan hasil kajian mengenai Muamalat. Namun disinggung mengenai tindak lanjut BRI mengenai hasil kajian tentang Muamalat, Haru menegaskan "perseroan tidak memiliki rencana untuk melakukan akuisisi". BRI sudah memiliki anak usaha lini syariah PT. BankBRI Syariah, dengan aset Rp24,95 triliun per Juni 2016, di samping dua anak usaha lainnya.

Informasi mengenai rencana akusisi yang dibantah Haru juga timbul di tengah rencana Kementerian BUMN yang akan membentuk induk usaha (holding) BUMN di sektor jasa keuangan. "Holding" jasa keuangan tersebut akan menggabungkan enam BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Tabungan Negara BRI, PT. Pegadaian, dan PT. Permodalan Nasional Madani.

Izin Dipermudah

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan memberikan kelonggaran bagi investor yang berniat melakukan ekspansi bisnis perbankan syariah di Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon, mengatakan investor tidak diharuskan mengakuisisi minimal dua bank untuk bisa mendapat restu dari OJK. Padahal, syarat ini diterapkan untuk investor asing yang berniat melakukan ekspansi di perbankan konvensional. "Untuk syariah lebih lenient , entry pointnya kami perlonggar selama mereka memiliki rencana ke depan untuk mendukung konsolidasi," ujarnya seperti dikutip Bisnis Indonesia.

Untuk memuluskan rencana ekspansi di Indonesia, Nelson menambahkan, investor asing tidak harus mengakuisisi bank umum syariah yang sudah beroperasi. Dia menyebut, investor juga bisa mengakuisisi bank konvensional untuk kemudian dikonversi menjadi bank syariah. "Kalau mau convert silahkan, kami kasih kelonggaran untuk memajukan industri syariah," ujarnya.

Hal tersebut menurut Nelson cukup terbuka karena saat ini ada enam bank umum konvensional yang diharuskan melakukan divestasi saham karena mengalai penurunan tingkat kesehatan. Nelson berharap, kelonggaran ini akan membuat investor semakin bermiat ekspansi di industri perbankan syariah. Menurut Nelson, minat investor asing untuk ekspansi ke Indonesia sangat besar karena tingkat margin di Indonesia terbilang tinggi. Selain itu, populasi yang besar dan penetrasi perbankan yang masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara di Asean membuat banyak investor kepincut.

Per April 2015, tingkat net interest margin (NIM) industri perbankan Indonesia mencapai 5,3% atau naik 104 bps dibandingkan posisi April 2014. Tingkat NIM perbankan di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan NIM di Malaysia dan Singapura yang hanya mencapai 2%. Secara khusus, Nelson investor yang menaruh minat untuk melebarkan sayap bisnis di industri perbankan syariah berasal dari Malaysia dan negara-negara Timur Tengah. Namun, Nelson menekankan, OJK akan tetap mensyaratkan adanya kerjasama pengawasan lintas batas dan resiprokal dengan otoritas negara asal investor.

Data statistik perbankan syariah OJK menunjukkan, hingga April 2015 ada 12 bank umum syariah dan 22 unit usaha syariah dengan aset mencapai Rp269,46 triliun. Jumlah aset ini tumbuh 10,34% dibandingkan dengan posisi April 2014.

 

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…