Aku Papua, Aku Indonesia

 

Oleh: Yunita Gustina Sairdekut, Pemerhati Masalah Papua

Kesungguhan pemerintah dalam pembangunan infrastrukur di Papua merupakan bentuk perwujudan program Nawacita Presiden Jokowi dalam membangun konektivitas wilayah perbatasan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dalam jangka panjang akhirnya mulai membuahkan hasil yang positif. Salah satu harapan presiden dalam proses pembangunan infrastrukur adalah turut berpartisipasinya masyarakat Papua dalam pelaksanaan program pembangunan akhirnya mulai menggerakkan hati masyarakat Papua yang selama ini berafiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Mungkin selama ini pemerintah pusat tidak hanya memfokuskan seluruh perhatiannya pada perkembangan dan kemajuan masyarakat Papua, namun segala upaya telah dilakukan pemerintah pusat untuk mengakomodir semua pembangunan yang akan dilaksanakan di bumi cenderawasih itu, bahkan pemerintah telah menyiapkan anggaran yang sangat besar yaitu sekitar Rp 12,5 triliun dari dana APBN untuk membangun infrastuktur jalan di wilayah Papua dan Papua Barat.

Salah satu bentuk konkrit pembangunan yang dilakukan oleh Pemkab Puncak Jaya, Papua adalah membangun infrastruktur jalan yang menghubungkan seluruh kampung di kabupaten Puncak Jaya untuk membuka keterisolasian beberapa distrik, seperti Distrik Tingginambut yang selama ini hampir tidak terjadi aktivitas perekonomian dan juga pendidikan karena sejak tahun 2004 hingga 2011 wilayah tersebut terkenal sebagai salah satu zona merah sebagai basis pembentukan Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh kelompok Goliat Tabuni.

Upaya pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini selalu mendapat perlawanan dari kelompok OPM, Hal tersebut tentunya sangat menghambat pelaksanaan program pemerintah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kesungguhan pemerintah dalam berkomitmen untuk membangun Papua, manfaat perubahan mulai dirasakan oleh masyarakat, selain kemudahan dalam akses antar kampung juga membuat sumber penerangan dapat diakomodir oleh dinas terkait. Hingga akhirnya pada 17 Agustus 2016 bertepatan dengan peringatan hari lahirnya negara Indonesia, beberapa anggota TPN OPM memberikan kado ulang tahun spesial untuk seluruh bangsa Indonesia yaitu kembalinya mereka kepangkuan Ibu Pertiwi dengan menyerukan ikrar untuk setia kepada NKRI dan berjanji akan mendukung setiap kebijakan pemerintah.

Di sisi lain, menurut salah satu anggota mantan OPM, Supir Murib, Selama ini para pengikut Goliat Tabuni merasa ditipu dengan janji Papua merdeka karena setelah  mereka melakukan kunjungan dibeberapa wilayah di Pulau Jawa ternyata tidak terdapat kantor perwakilan Papua Merdeka. Sementara itu, mantan pimpinan OPM lainnya, Boni Telenggen mengaku bahwa selama ini perjuangan yang dilakukannya oleh kelompoknya adalah sia sia karena tidak ada kepastian tentang kemerdekaan Papua Barat. Bahkan Yalingga Enumbi sebagai mantan anggota OPM berjanji untu tidak akan menentang pemerintah bahkan ia berkeinginan untuk menghilangkan citra buruk Tingginambut sebagai markas OPM di masa lalu.

Beberapa pemberitaan media tentunya telah mengobarkan kembali semangat perjuangan dan nasionalisme masyarakat Indonesia khususnya masyarakat di tanah Papua untuk membangun kembali tanah kelahiran mereka. Masyarakat Papua akan merasa lebih ama karena tidak akan dihantui lagi oleh berbagai aksi teror kelompok OPM karena TPN-OPM Goliat telah menyatakan kembali bergabung kepangkuan ibu pertiwi dan tidak menutup kemungkinan secara simultan masyarakat Papua akan berevolusi menjadi masyarakat madani dengan tingkat kesejahteraan yang baik melalui pengembangan pendidikan dan keterampilan yang didukung oleh pengembangan sektor perekonomian daerah.

Oleh karena itu, Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah daerah harus bahu membahu bersama masyarakat untuk membangun Papua dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdaulat. Terakhir, seorang anggota TNP OPM berpesan kepada saudara saudaranya yang masih berada dihutan, yang masih berteriak merdeka baik di Kolome, Tingginambut, Yambi dan Mewoluk agar segera turun dan ikut membangun, “Tidak ada gunanya kamu berlama lama disana, Stop Teriak Merdeka karena kita sudah merdeka 71 tahun lalu, sekarang waktunya bekerja untuk membangun Papua dan anak-anak kita yang harus belajar. Bolehlah kalian berjuang, tapi untuk apa kalian perjuangkan sesuatu yang tidak jelas arah dan tujuannya, lebih baik kita bersatu dan mengkokohkan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk Papua yang lebih baik, Aku Papua Aku Indonesia”.

 

BERITA TERKAIT

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pembangunan Infrastruktur Demi Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Papua

  Oleh : Damier Kobogau, Mahasiswa Papua tinggal di Surabaya   Pemerintah terus berkomitmen membangun Papua melalui berbagai pembangunan infrastruktur…

Pembangunan Fasilitas Pendukung Salah Satu Kunci Kesuksesan IKN

  Oleh : Rivka Mayangsari, Peneliti di Lembaga Studi dan Informasi Strategis Indonesia   Pembangunan IKN merupakan sebuah keputusan sejarah…

Presiden Terpilih Perlu Bebaskan Ekonomi dari Jebakan Pertumbuhan 5% dengan Energi Nuklir Bersih

    Oleh: Dr. Kurtubi, Ketua Kaukus Nuklir Parlemen 2014 – 2019, Alumnus UI Bencana Alam yang banyak terjadi didunia…