10 Bank Genjot Transaksi Repo

 

 

NERACA

 

Jakarta - Sebanyak empat bank domestik dan enam kantor cabang bank asing telah menyepakati Global Master Repurchase Agreement (GMRA) untuk meningkatkan transaksi repo antarbank dan mempermudah pasokan likuiditas yang pada akhirnya dapat meningkatkan saluran kredit. Peningkatan transaksi repo, yang dapat menjadi alternatif pendanaan bagi perbankan, dapat memperdalam pasar keuangan, mengingat selama ini banyak bank lebih menyalurkan kelebihan likuiditas untuk disimpan di sertifikat Bank Indonesia, kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityswara di Jakarta, Kamis (25/8).

"Pasar uang Indonesia ini masih belum 'match', antara yang punya kelebihan likuiditas jangka pendek, dengan yang membutuhkan likudiitas jangka pendek, sehingga yang memiliki kelebihan likuiditas jangka pendek menempatkan kembali ke penyedia likuiditas yakni Bank Sentral, sebetulnya kan tidak perlu," ujar Mirza dalam seremoni pendandatanganan GMRA tersebut. Kesepuluh bank tersebut adalah empat bank domestik yakni Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia. Kemudian, enam kantor cabang bank asing adalah, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Bank Mizuho Indonesia, JP Morgan, ANZ, DBS Bank, dan Standard Chartered.

Mirza mengatakan saat ini kelebihin likuiditas jangka pendek perbankan mencapai Rp350 triliun. Dengan likuiditas sebanyak itu, lanjutnya, lebih baik bank menginvestasikannya melalui surat berharga. Lalu kemudian, surat berharga tersebut dapat dijadikan agunan untuk transaksi repo antarbank. Dengan begitu, bank tidak perlu menyimpan kelebihan likuiditasnya di fasilitas BI, untuk semata-mata mendapatkan bunga simpanan. "Penyedia likuiditas kok dikasih likuiditas, yang perlu itu bank yang ada di pasar, alangkah baiknya likuiditas itu diberikan dengan surat berharga lain," ujarnya.

Saat ini, kata Mirza, sudah ada 65 bank yang menandatangani GMRA. Namun yang baru aktif melakukan transaksi hanya 27 bank. Masih minimnya transaksi repo antarbank juga terlihat dari nilai transaksi yang masih Rp1,5 triliun per hari. Sedangkan nilai transaksi di Pasar Uang Antar Bank (tanpa agunan) sudah mencapai Rp14 triliun. "Sekarang sudah ada kolateralnya dengan menggunakan repo, sudah ada perjanjiannya (GMRA) dan sekarang saatnya kita implementasikan," kata dia. Selain penandatanganan GMRA antara 10 bank tersebut, Bank Indonesia juga menyerahkan buku kedua kode tata berperilaku (code of conduct) pasar keuangan.

Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsyah mengatakan, BI melalui Departemen Pengembangan Pasar Keuangan memastikan pemberlakuan suku bunga kebijakan baru 7DRR rate akan terus mendorong transaksi repo antar bank. Tahun lalu, rata-rata transaksi repo per hari sekitar Rp600 miliar. Sementara, awal tahun ini transaksi repo sempat menurun bahkan nihil karena adanya pelaksanaan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

GMRA adalah standar perjanjian transaksi Repo dan Reverse Repo yang diterbitkan oleh International Capital Market Association (ICMA). Dia menyebutkan saat ini sebanyak 64 bank telah bergabung dalam skema perjanjian GMRA Indonesia. Nanang memperkirakan beberapa kantor cabang bank asing juga akan bergabung dalam skema tersebut bekerjasama dengan Indonesia Foreign Exchange Market Association (IFEMC).

Saat ini sebanyak 64 bank telah bergabung dalam skema perjanjian GMRA Indonesia, dan diperkirakan beberapa Kantor Cabang Bank Asing akan bergabung dalam skema tersebut. "Nanti akan masuk dua bank asing hari Jumat. Saya masih melakukan komunikasi dengan beberapa bank asing untuk bergabung dengan GMRA dan aktif bertransaksi,” kata Nanang.

Bank sentral juga akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada seluruh bank, termasuk kepada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh wilayah. Saat ini baru 26 BPD yang sudah menandatangani skema GMRA Indonesia dengan bank BUKU 4. "Edukasi tetap diberikan dalam bentuk workshop mengenai cara bertransaksi, pengelolaan risiko, serta penatausahaan agunan dan penyelesaian transaksi," katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Survei BI : Kegiatan Dunia Usaha Meningkat di Triwulan I/2024

    NERACA Jakarta – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI) mengindikasikan bahwa kinerja kegiatan dunia usaha…

BRI Catat Setoran Tunai Lewat ATM Meningkat 24,5%

  NERACA Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk (BRI) mencatat setoran tunai melalui ATM bank tersebut meningkat sebesar 24,5 persen…

Bank DKI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar ke Pemprov

    NERACA Jakarta – Bank DKI menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) penyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta sepanjang…