KABUPATEN LEBAK - Pemkab Dorong Petani Kembangkan Bisnis Komunitas

KABUPATEN LEBAK 

Pemkab Dorong Petani Kembangkan Bisnis Komunitas

NERACA

Lebak - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten, mendorong petani mengembangkan bisnis berbasis komunitas guna memutus mata rantai tata niaga harga komoditas pertanian yang menguntungkan terhadap pengumpul dan pedagang.

"Kita optimistis bisnis berbasis komunitas itu dapat menguntungkan pendapatan usaha petani," kata Kepala Perencanaan Pembangunan dan Perekonomian pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak Iman Hidayat di Lebak, Selasa (23/8).

Pemerintah daerah terus mendorong agar petani Kabupaten Lebak dapat mengembangkan bisnis berbasis komunitas sehingga dapat menguntungkan sisi pendapatan petani. Pengembangan bisnis komunitas tersebut bisa menentukan harga dari petani dan bukan tengkulak maupun penampung.

Selain itu juga bisnis berbasis komunitas akan menjadi lebih baik kehidupan petani. Sebab, sisi harga tidak bisa dikendalikan penampung maupun tengkulak atau pedagang. Karena itu, pihaknya mendorong petani agar mengembangkan bisnis komunitas sehingga produk komoditas pertanian tersebut tidak dipasok lagi ke luar daerah.

"Kami berharap asosiasi usaha petani dapat bersatu untuk membentuk bisnis berbasis komunitas dan dipastikan dapat meningkatkan pendapatan petani," ungkap dia.

Menurut dia, selama ini, tata niaga penjualan komoditas pertanian sangat menguntungkan pihak penampung maupun pedagang. Sebab, petani menjual produk komoditas pertanian pangan, hortikultura dan palawija dipasok ke luar daerah.

Produksi pertanian dipasok ke Pasar Induk Tanah Tinggi Kota Tangerang dan Pasar Induk Keramat Jakarta. Setelah itu, produk pertanian itu kembali ke sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak dengan harga cukup tinggi.

Sistem penjualan tata niaga seperti itu tentu keuntungan untuk petani relatif kecil dan jauh berbeda dengan penampung dan pedagang. Misalnya, kata dia, harga ketimun ditangan petani Rp3.000/Kg, namun setelah masuk ke pasar bisa mencapai Rp8.000/Kg."Saya kira penjualan itu tentu sangat menguntungkan pedagang maupun penampung," ujar dia.

Ia mengatakan, produk pertanian Kabupaten Lebak sudah menjadi andalan komoditas pangan, hortikultura jenis sayur-sayuran seperti ketimun, kacang panjang, paria, cabai, bayam, kangkung juga manggis, pisang hingga rambutan. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi FiberStar-BDDC Optimalisasi Sektor Keuangan di Era Digital

NERACA Jakarta - Perkembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Melihat peluang dan tantangan yang ada perusahaan layanan telekomunikasi berbasis…

Pertegas Ekspansi, DAIKIN Proshop Showroom Terbaru Hadir di Bali

NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) bermitra dengan CV Dian Mandiri meresmikan pembukaan DAIKIN Proshop Showroom terbarunya di…

Hari Kartini, Pegiat Lingkungan Lakukan Aksi Bersih Sungai

NERACA Kuningan - Salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Sejumlah relawan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai di Jalan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Kolaborasi FiberStar-BDDC Optimalisasi Sektor Keuangan di Era Digital

NERACA Jakarta - Perkembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Melihat peluang dan tantangan yang ada perusahaan layanan telekomunikasi berbasis…

Pertegas Ekspansi, DAIKIN Proshop Showroom Terbaru Hadir di Bali

NERACA Jakarta - PT Daikin Airconditioning Indonesia (DAIKIN) bermitra dengan CV Dian Mandiri meresmikan pembukaan DAIKIN Proshop Showroom terbarunya di…

Hari Kartini, Pegiat Lingkungan Lakukan Aksi Bersih Sungai

NERACA Kuningan - Salah satu bentuk kepedulian terhadap lingkungan, Sejumlah relawan pegiat lingkungan melakukan aksi bersih-bersih aliran sungai di Jalan…