Fiskal Sempit Akibat Besarnya Belanja Mengikat

NERACA

Jakarta--- Ruang fiskal dirasakan makin terbatas geraknya dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Penyebabnya tak lain adalah besarnya porsi belanja mengikat seperti belanja subsidi, belanja pegawai, hingga transfer daerah dalam postur APBN, membuat daya dorong terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi minim. “Fiskal space terbatas karena belanja mengikat tinggi, kita ingin rapihkan,” kata Wakil Menteri Keuangan.  Anny Ratnawati, alam diskusi di Jakarta,23/11

 

Menurut Anny Ratnawati menuturkan, kebijakan fiskal yang dipegang pemerintah, porsinya masih lebih besar belanja daripada penerimaan. Menurutnya, konsep ini merupakan bentuk ekspansi fiskal yang dilakukan pemerintah untuk mendongkrak ekonomi tumbuh tinggi.

 

Namun, kata Anny, besaran defisit tetap harus terkendali. Hal ini penting diperhatikan sebagai bagian dari proses pembelajaran pemerintah atas kondisi fiskal di Eropa yang sulit keluar dari krisis utang. "Financing dalam konteks keseimbangan fiskal ke depannya, bagaimana mendorong defisit rendah,” jelasnya

 

Anny menjelaskan, pemerintah menginginkan anggaran yang sehat dengan tingkat penerimaan yang tinggi untuk membiayai belanja yang semakin besar. Karena itu pemerintah menginginkan keseimbangan dalam postur anggaran

 

Seperti diketahui informasi, porsi belanja mengikat dalam APBN-P 2011 cukup besar dengan komposisi belanja pegawai sebesar Rp182,88 triliun, belanja barang sebesar Rp139,79 triliun, dan belanja subsidi mencapai Rp213,7 triliun. Sementara belanja modal yang diharapkan mengakselerasi ekonomi hanya dipatok sebesar Rp140,95 triliun. Hal serupa juga terjadi pada postur APBN 2012 dengan komposisi belanja mengikat yang meliputi belanja pegawai sebesar Rp215,7 triliun, belanja barang mencapai Rp142,2 triliun. Sedangkan belanja modal hanya sebesar Rp168,2 triliun.

 

Ditempat terpisah, pengamat kebijakan publik dari Institute for Policy Reform Riant Nugroho menilai terjadinya kegagalan penyerapan anggaran juga disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI). "Ini menjadi gambaran bahwa pada hari ini pendekatan ekonomi-keuangan murni tidak memadai lagi untuk mendisain APBN," tuturnya

 

Menurut Riant, pemerintah perlu mengutamakan ilmu ekonomi baru yang merangkul pendekatan politik, psikologi dan kebijakan "Perlu dikedepankan oleh Kementerian Keuangan sebagai upaya merancang disain anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan perubaan lingkungan yang bergerak cepat,” ungkap Riant.

 

Catatan surplus yang cukup besar tersebut tidak lepas dari realisasi belanja negara yang baru mencapai Rp912,08 triliun atau 69,1% dari pagu. Tingkat serapan belanja negata tidak secepat penerimaan negara dan hibah yang telah mencapai Rp921,28 triliun atau 78,7% dari target yang ditetapkan dalam APBN-P 2011 sebesar Rp1.169,91 triliun. **cahyo

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…