Kemendag Nilai Indonesia Masih Butuh Impor Gula

 

NERACA

Jakarta - Kementrian Perdagangan menegaskan Indonesia masih membutuhkan gula impor sebagai stok gula untuk kebutuhan dalam negeri. Namun stok gula di dalam negeri untuk kebutuhan 1-2 bulan ke depan masih dapat terpenuhi.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Gunaryo, menjelaskan hingga kini pemerintah masih melakukan pemantauan untuk kecepatan produksi gula nasional.

Menurutnya, jika proses produksi gula dapat dilakukan sebelum bulan Mei kemungkinan importasi tidak akan terjadi. Tetapi jika produksi baru dilakukan setelah pertengahan Mei maka importasi gula masih sangat dibutuhkan sebagai stok.

“Nah kita lihat apakah perkiraan produksi sudah sesuai rencana, saya belum dapat informasikan lagi,” terangnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, Kementrian Pertanian memperkirakan produksi gula nasional tahun 2011 hanya mencapai 2,7 juta ton dari target swasembada gula sebesar 3,8 juta ton.

Kementerian Perdagangan sudah memberikan izin impor gula kristal putih sebanyak 450 ribu ton. Rinciannya PTPN IX 70.000 ton, PTPN X 90.000 ton, PTPN XI 90.000 ton, RNI 50.000 ton, PT PPI 90.000 ton, Bulog 60.000 ton. Izin impor ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011 hingga 15 April 2011.

Namun, hanya sedikit importir yang sudah merealisasikan tugasnya. Sebab, harga gula internasional masih terbilang mahal. Dari pantauan dalam beberapa tender gula, harga yang ditawarkan sekitar US$ 700-800 per ton.

HPP Beras Dijaga

Sementara itu, untuk harga beras nasional yang mulai terus mengalami penurunan karena memasuki panen, Gunaryo mengatakan pemerintah akan menjaga harga beras nasional agar tidak mengalami penurunan sampai dibawah harga pembelian pemerintah (HPP).  Saat ini HPP beras sebesar  Rp 5.060 per kilogram. Diperkirakan pada bulan Maret akan memasuki panen dan mencapai puncaknya pada bulan April.

“Ini sesuai keinginan. Kita berharap adanya penurunan ini. Tapi sekarang kita jaga agar harga di tingkat petani aman. Penurunan ini akan kita pantau terus,” terangnya.

Dalam beberapa hari terakhir, harga beras memang sudah mengalami penurunan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, hingga Jumat, pekan lalu, lalu harga beras rata-rata nasional Rp 7.424 per kilogram. Harga turun dari sehari sebelumnya yang Rp 7.433 per kilogram.

Selama Februari harga juga sudah mengalami penurunan. Pada pekan pertama Februari, harga Rp 7.507 per kilogram. Pekan berikutnya, harga sudah mencapai Rp 7.464 per kilogram.

Selain beras yang mengalami penurunan harga, menurut Gunaryo, beberapa komoditas lain seperti Gula juga mengalami penurunan harga. Walaupun penurunan ini belum merata di semua jenis komoditas pangan. Nurul  

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…