Terkait Rencana Impor - Petani Khawatirkan Penurunan Harga Gula Kristal Putih

NERACA

Jakarta – Para petani tebu yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengkhawatirkan penurunan harga gula kristal putih, karena ada rencana impor oleh pemerintah. Pada awal musim giling Juni 2016, harga lelang rata-rata lebih dari Rp14.000 per kilogram, saat ini harga lelang Rp11.000 per kilogram, ada penurunan Rp3.000 per kilogram.

APTRI mengkhawatirkan akan adanya penurunan harga gula secara terus-menerus akibat rencana impor baik untuk gula konsumsi maupun gula mentah. “Dikhawatirkan, apa yang terjadi pada 2014 akan terulang pada saat ini. Pada 2014, harga lelang gula petani sempat jatuh di bawah HPP yang sebesar Rp8.500 per kilogram, saat itu lelang ada di kisaran Rp7.400 per kilogram,” kata , Sekretaris Jenderal APTRI Nur Kabsyin, disalin dari Antara, kemarin.

Saat ini, musim giling tebu berada pada posisi puncak dan diperkirakan produksi gula kristal putih akan mencapai 2,4-2,5 juta ton. Apabila perhitungan kebutuhan gula kristal putih sebesar 2,7-2,8 juta ton, maka memerlukan tambahan impor sebesar 350.000 ton.

Sementara untuk kebutuhan gula kristal rafinasi untuk industri diperkirakan sebesar 2,4 juta ton yang bisa dipenuhi melalui impor gula mentah sebanyak 2,6 ton. Namun, saat ini pemerintah memberikan kuota impor sebesar 3,2 juta ton sehingga ada kelebihan sebesar 600 ribu ton. “Pemerintah memberikan kuota impor ke industri gula rafinasi sebesar 3,2 juta ton, sehingga ada kelebihan sekitar 600 ribu ton yang berpotensi merembes ke pasar konsumsi,” kata Nur.

Nur mengatakan, memang realisasi dari izin impor tersebut belum seluruhnya rampung, namun sudah berdampak terhadap harga lelang untuk gula. Diharapkan pemerintah meninjau kembali izin impor gula mentah untuk industri dan untuk konsumsi.

Oleh karena itu, pihaknya meminta Menteri Perdagangan untuk melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi gula kristal rafinasi dan memberi sanksi tegas kepada produsen gula rafinasi yang merembes ke pasar konsumen.

Berdasarkan data dari Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga rata-rata tingkat nasional untuk gula pasir tercatat mencapai Rp15.992,74 per kilogram.

Harga tersebut sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya sebesar Rp16.168,65 per kilogram. Sementara pemerintah menyatakan bahwa harga gula pasir seharusnya dalam kondisi normal berada pada kisaran maksimal Rp12.000 per kilogram.

Sementara itu, perusahaan nasional PT Rekayasa Industri membangun pabrik gula modern dan terpadu Glenmore di Kalirejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur yakni dengan menerapkan sistem kendali otomatis sehingga meningkat efektifitas dan efisiensi serta mengurangi risiko kesalahan manusia.

“Melalui pembangunan proyek Pabrik Gula Terpadu Glenmore, perusahaan berhasil mengemban kepercayaan klien untuk dapat membangun pabrik dengan sistem modern, teknologi terkini, ramah lingkungan, dan hemat energi,” kata Direktur Utama PT Rekayasa Industri (Rekind) Jobi Triananda Hasjim disalin dari Antara, akhir pekan lalu.

Pabrik Gula (PG) Terpadu Glenmore yang baru saja melakukan giling tebu perdananya pada awal Agustus 2016 menggunakan teknologi Remelt Karbonatasi yang menghasilkan gula berkualitas tinggi dengan kadar ICUMSA (International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis) atau kadar warna gula dibawah 100.

Saat ini PG Terpadu Glenmore dapat memproduksi 6.000 ton tebu per hari (TTH) dan ke depannya akan dikembangkan kapasitasnya menjadi 8.000 TTH. Pada umumnya saat ini pabrik gula masih menggunakan sistem fosfatasi dengan ICUMSA 300-500.

Rekind, perusahaan “Engineering, Procurement and Construction (EPC) nasional membangun PG Terpadu Glenmore dengan sistem manajemen lingkungan yang baik dengan menerapkan kebijakan nol limbah yang sangat ramah lingkungan.

Dengan konsep nol limbah, limbah dimanfaatkan kembali untuk dapat digunakan bagi keperluan operasional pabrik gula atau dijual kepada industri lainnya, sehingga dapat bernilai ekonomi tinggi. Hasil produk sampingan PG Terpadu Glenmore dapat diolah menjadi pupuk organik, pakan ternak, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBM), bioethanol dan bahan baku penyedap makanan.

PG Terpadu Glenmore merupakan pabrik yang dapat memasok energinya sendiri karena bahan bakar listriknya berasal dari ampas tebu yang menghasilkan PLTBM dengan kapasitas 2 x 10 MW. Selain dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional pabrik gula, listrik tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh industri dan masyarakat di sekitar wilayah.

Dalam pengelolaan limbah cairnya, PG Terpadu Glenmore menggunakan teknologi Water Treatment Plan, sehingga limbah cair yang dihasilkan diproses menjadi air murni kembali. Melalui komitmen kesehatan dan keselamatan kerja yang tinggi, sampai dengan saat ini pembangunan proyek PG Terpadu Glenmore telah berhasil mencatatkan lebih dari 2 juta jam kerja tanpa kecelakaan.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…