Daya Serap Pasar Domestik

Oleh: Prof. Firmanzah Ph.D

Guru Besar Fakultas Ekonomi UI

 

Kapasitas dan volume pasar domestik untuk menyerap barang dan jasa dipastikan akan semakin membesar dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini terjadi karena daya beli masyarakat Indonesia semakin tumbuh dan berkembang. Selain itu juga, konsumsi rumah tangga dari tahun 2006-2010 berkontribusi rata-rata di atas 60%/tahun kepada produk domestik bruto (PDB) nasional. Kontribusi ini jauh di atas kontribusi belanja pemerintah yang hanya mengontribusikan antara 8%-9,5%  (2006-2010) untuk PDB Indonesia.

Selain itu, jumlah kelas menengah, dihitung berdasarkan pendapatan antara US$4-US$10/hari, di Indonesia tumbuh cukup besar dari 7,5 juta orang (1996) menjadi 22,3 juta orang (2009). Semakin besarnya kelas menengah di Indonesia membuat produk dan jasa yang dikonsumsi tidak hanya semakin besar tetapi juga semakin terdiversifikasi. Selain itu juga, dengan kecenderungan tingkat inflasi yang terjaga dalam beberapa bulan terakhir akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal ini ditambah dengan kebijakan pemerintah yang mengambil posisi untuk tetap mengalokasikan subsidi BBM dalam jumlah besar. Dimana pada APBN 2012 alokasi subsidi BBM tidak kurang mencapai Rp. 123 triliun. Konsekuensi dari kebijakan subsidi BBM adalah adanya pengalihan dari beban pengeluaran yang seharusnya dikeluarkan oleh masyarakat lantas menjadi beban dan tanggungan pemerintah.

Kebijakan subsidi BBM ini juga berkontribusi pada penambahan daya beli masyarakat. Tidaklah mengherankan apabila dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 penjualan selama pameran tercatat Rp, 3,27 triliun jauh dibandingkan tahun 2010 sebesar Rp. 2,5 triliun.

Besaran daya serap pasar domestik perlu diikuti oleh besaran laju produksi nasional. Dikhawatirkan dengan semakin terbuka dan terintegrasinya pasar domestik dengan pasar regional dan global, konsumen lokal otomatis akan membandingkan daya saing produk lokal (kualitas, harga, layanan) dengan produk impor. Mekanisme ‘trade-barrier’ konvensional seperti kuota dan pajak-impor tidak lagi dapat digunakan oleh pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, program percepatan peningkatan kapasitas produksi dan daya saing produk nasional mendesak dilakukan.

Di tingkat ASEAN, pada tahun 2015 kita akan memasuki Asean Economic Community (AEC) dimana liberalisasi investasi, modal, barang/jasa dan tenaga kerja akan terjadi dilingkup ASEAN. Besaran pasar domestik juga perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Salah satu elemen penting untuk menghasilkan produk dan jasa yang unggul di kawasan ASEAN dan mampu bersaing dengan produk impor di pasar domestik hanyalah dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja nasional.

Tanpa hal ini sulit rasanya kita bisa menjadi bersaing bahkan di pasar domestik melawan serbuan produk/jasa/profesi dari pasar regional dan global. Laju peningkatan daya beli masyarakat perlu diimbangi dengan perbaikan disejumlah bidang agar daya beli masyarakat menjadi semakin riil dan bukan hanya ditopang oleh subsidi pemerintah.     

 

 

BERITA TERKAIT

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…

BERITA LAINNYA DI Opini

Indonesia Tidak Akan Utuh Tanpa Kehadiran Papua

    Oleh : Roy Andarek, Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta   Papua merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Negara…

Masyarakat Optimis Keputusan MK Objektif dan Bebas Intervensi

  Oleh: Badi Santoso, Pemerhati Sosial dan Politik   Masyarakat Indonesia saat ini menunjukkan optimisme yang tinggi terhadap proses penyelesaian…

Perang Iran-Israel Bergejolak, Ekonomi RI Tetap On The Track

    Oleh: Ayub Kurniawan, Pengamat Ekonomi Internasional   Perang antara negeri di wilayah Timur Tengah, yakni Iran dengan Israel…