KOTA BEKASI
Legislator : Kekosongan Stok Picu Peredaran Vaksin Palsu
NERACA
Bekasi - Komisi D DPRD Kota Bekasi, Jawa Barat, menilai kekosongan vaksin imunisasi secara masif di tingkat distributor resmi sepanjang Januari 2015 hingga Mei 2016 membuka peluang peredaran vaksin palsu di sejumlah rumah sakit.
"Situasi itu kami ketahui saat melakukan audiensi bersama perwakilan tiga rumah sakit swasta di Kota Bekasi yang terindikasi menggunakan vaksin palsu beberapa waktu lalu di gedung dewan," kata Sekretaris Komisi D DPRD Kota Bekasi Daddy Kusrady di Bekasi, Kamis (28/7).
Menurut dia, kekosongan stok vaksin tersebut membuka peluang distributor tidak resmi CV Azka Medika untuk menawarkan vaksin diduga palsu kepada sejumlah manajemen rumah sakit swasta di Kota Bekasi.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, kata dia, diketahui sebanyak tiga rumah sakit swasta di Kota Bekasi terindikasi menggunakan vaksin palsu, yakni RS Permata, RS Hosana Medica, dan RS St. Elisabeth."Saat terjadi kekosongan itulah datang distributor tidak resmi CV Azka Medika ke RS swasta di Kota Bekasi menawarkan vaksin imunisasi palsu dengan harga lebih murah. Maka, terjadilah kasus peredaran vaksin palsu ini," ujar dia.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan bahwa mayoritas korban vaksin memilih menggunakan vaksin kualitas impor karena efeknya yang tidak mengakibatkan demam panas pada anak meskipun harganya jauh lebih mahal daripada kualitas lokal. Harga vaksin lokal rata-rata Rp4.000,00 karena adanya subsidi dari pemerintah, sementara vaksin impor harganya bisa sampai Rp400 ribu.
"Produk lokal perlu tiga kali suntik dengan efek demam panas, sementara vaksin kulitas impor cukup sekali suntik dan ada efek demam panas," jelas dia.
Adapun sejumlah daftar vaksin yang diduga dipalsukan adalah jenis engerix B, pediacel, eruvax B, tripacel, PPDRT23, penta-bio, TT, campak, hepatitis B, dan polio BOPV.
Ia memperkirakan sebanyak 187 pasien anak dan balita di Kota Bekasi terkontaminasi vaksin palsu di tiga rumah sakit tersebut."RS St. Elisabeth sebanyak 125 orang, RS Permata sebanyak 45 orang, dan RS Hosana Medica 17 orang," imbuh dia.
Secara terpisah, orang tua pasien Riesty (30) membenarkan terjadinya kekosongan stok vaksin dari distributor resmi pada bulan Januari hingga Februari 2016 di Kota Bekasi."Saya sempat datangi tiga rumah sakit di Kota Bekasi, di antaranya RSIA Hermina Galaxy, RSIA Hermina Rawatembaga, dan RS Mitra Keluarga Bekasi Timur. Namun, stok untuk vaksin DPT untuk anak saya kosong. Saya baru dapat beberapa bulan kemudian setelah melakukan pemesanan di RS Hermina Rawatembaga," kata dia. Ant
NERACA Jakarta – Di tangan nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dari Banjarmasin, rumput purun disulap menjadi berbagai macam produk…
NERACA Cianjur - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawab Barat, memberikan bantuan untuk petani di seluruh wilayah Cianjur agar produksi pertanian meningkat…
NERACA Kabupaten Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) mendorong UMKM…
NERACA Jakarta – Di tangan nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dari Banjarmasin, rumput purun disulap menjadi berbagai macam produk…
NERACA Cianjur - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawab Barat, memberikan bantuan untuk petani di seluruh wilayah Cianjur agar produksi pertanian meningkat…
NERACA Kabupaten Bogor - Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) mendorong UMKM…