Pengelola Homestay, Guide Butuhkan Pelatihan dan Standar Sertifikasi

Pengelola Homestay, Guide Butuhkan Pelatihan dan Standar Sertifikasi  

NERACA

Bandung - Pemerintah menargetkan pada tahun 2017 pengelola, pemilik homestay, dan Tour Guide di Tanah Air memiliki sertikat standarisasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Untuk itu pemerintah melalui Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia bidang Kepariwisataan melakukan pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUKM, melalui sertifikasi pengelola homestay dan Guide.

Saat ini ada sebanyak 720 KUKM yang bergerak di bidang tersebut telah mengikuti pelatihan. Dengan rincian 400 pengelola dan pemilik homestay, dan 300 guide di beberapa provinsi tujuan wisata, diantaranya Bali, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Deputi bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso Budi Susetyo mengatakan, sertifikasi bagi pelaku KUKM yang bergerak dalam Tour Guide, pengelola dan pemilik Homestay ini sangat penting, terutama dalam menghadapi pasar bebas Masyakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pasalnya, dengan diberlakukannya MEA dipastikan akan banyak tenaga kerja asing (Tour Guide) dan pengelola Homestay yang masuk ke Indonesia dengan mudah, sehingga persaingan pun makin ketat.

"Itulah salah satu pentingnya pelatihan peningkatan kapasitas SDM KUKM,  melalui sertifikasi pengelola Homestay dan Guide ini," kata Prakoso didampingi Asisten Deputi Peranserta Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM, Budi Mustopo saat memberi sambutan pada acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Bidang Pariwisata di Hotel Mutiara, Bandung, Kamis (28/7).

Dengan pelatihan ini, diharapkan kemampuan para Tour Guide dan pengelola Homestay semakin meningkat dan profesional, baik dari sisi pelayanan, pengelolaan atau manajemen maupun kemampuan berbahasa asing. "Dengan keprofesional para Tour Guide dan pengelola Homestay kita, diharapkan pasar di bidang ini dapat kita kuasasi," tambahnya.

Oleh karena itu, Prakoso meminta para peserta serius dalam mengikuti pelatihan tersebut. "Dengan semakin profesional para Tour Guide dan pengelola Homestay akan mempercepat pengembangan pariwisata di Tanah Air," katanya.

Dalam kesempatan itu, Prakoso juga meminta para Tour Guide, pemilik dan pengelola Homestay untuk membentuk koperasi. Dengan berkoperasi diharapkan dapat memperbesar jaringan dan skala usaha, serta mempermudah mendapatkan permodalan dari perbankan.

Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi bidang Pengembangan Standarisasi dan Sertifikasi Kemenkop dan UKM, Tati Haryati menambahkan bahwa pihaknya akan membantu para KUKM yang bergerak di bidang Homestay dan Tour Guade untuk mendapatkan sertikasi dari BNSP.

"Kami siap membantu, baik dari sisi penyiapan administrasi maupun pembiayaan," kata dia seraya menambahkan bahwa biaya sertikasi sekitar 1,5 hingga 2 juta rupiah.

Pengelolaan TPKU 

Sementara itu dalam acara terpisah, Prakoso menyatakan tentang pentingnya peningkatan SDM para pengelola Tempat Pratik Keterampilan Usaha (TPKU). Untuk itu mereka perlu mendapatkan pelatihan pengelolaan usaha TPKU, agar TPKU selain menjadi tempat praktik usaha bagi siswa siswi SMK, juga menjadi entitas bisnis yang harus dikelola sebagai unis usaha dari koperasi di yayasan pendidikan,

Dengan begitu, lanjut Prakoso, kedepannya para pengelola mampu membiayai kelangsungan TPKU, bahkan bisa mengembangkan usahanya melalui diversifikasi usaha di bidang lainnya. "Dengan keberlangsungan usaha TPKU, maka proses penyemaian bibit-bibit wirausaha dari kalangan siswa siswi sekolah menengah atas dapat berjalan secara berkesinambungan. Selama ini, TPKU dirasakan telah banyak membekali para siswa siswi lulusan Sekolah Menenah Atas mempunyai alternatif berusaha sebagai pilihjannya ketika mereka tidak bisa meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi," ungkapnya di sela-sela acara Pelatihan Usaha Mikro bagi Pengelola TPKU di Hotel Topas, Bandung.

Di sisi lain, dengan mereka berusaha, berarti telah menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri, juga orang lain atau lingkungannya. "Ini artinya sudah mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran dan kemiskinan," tegasnya.

Asisten Deputi Peranserta Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM, Budi Mustopo menambahkan, pelatihan digelar mulai 27 hingga 30 Juli dengan peserta sebanyak 80 peserta dari 30 TPKU yang tersebar di Provinsi Jawa Barat. Mohar/Rin

 

BERITA TERKAIT

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…