Realisasi Kredit Infrastruktur Bank Mandiri Capai Rp50 triliun

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mengemukakan realisasi penyaluran kredit pada sektor infrastruktur telah mencapai Rp50 triliun dari plafon yang ditetapkan sebesar Rp90 triliun. "Kredit infrastruktur itu salah satunya untuk perluasan pelabuhan Belawan, Makassar Newport dan Kuala Tanjung, Bandar Udara terminal III Ultimate Soekarno-Hatta, dan beberapa ruas jalan tol," ujar Direktur Utama BMRI, Kartika Wirjoatmodjo, seperti dikutip laman Antara, kemarin. 

Menurut Kartika, porsi penyaluran sektor infrastruktur itu tergolong besar yakni mencapai sekitar 15 persen dari total penyaluran kredit tahun ini. Dalam penyaluran kredit infrastruktur, ia mengatakan bahwa Bank Mandiri turut serta mendanai proyek infrastuktur untuk pembangunan fiber optik di Kepualauan Riau, salah satunya disalurkan kepada PT Palapa Ring Barat senilai Rp 875 miliar. Pada tahun 2017, ia menambahkan bahwa pagu kredit pada sektor infrastruktur akan ditingkatkan. Diharapkan, perekonomian dapat terus tumbuh sehingga dapat menjaga permintaan kredit.

Kartika Wirjoatmodjo juga mengatakan bahwa pihaknya merencanakan untuk menambah nilai penerbitan surat utang dengan mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Tahap I 2016 menjadi Rp10 triliun dari rencana awal Rp5 triliun. "Awalnya kami berencana menerbitkan PUB sebesar Rp5 triliun, kita lihat demand-nya baik," ujarnya. Ia mengatakan bahwa penerbitan tersebut juga dapat untuk menjaga struktur pendanaan perseroan sekaligus sebagai penampung dana repatriasi dari hasil kepijakan amnesti pajak.

Sebelumnya, Direktur Finance & Treasury Bank Mandiri, Pahala N Mansury mengatakan kerja sama denga dengan Bank Pembangunan Jerman atau Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW) IPEX-Bank juga diharapkan akan mendongkrak pembiayaan infrastruktur dari Bank Mandiri. Meskipun belum diketahui seberapa banyak kebutuhan pembiayaan dari perusahaan pembiayaan proyek dan ekspor asal Jerman ini. "Ini satu kesempatan yang akan jadi bagian dari pembiayaan dengan financing dengan KfW. Persisnya berapa masih harus penjajakan sambil ketemu dengan nasabah. Kita satu-satu identifikasi," ujar dia.

Lebih lanjut, kata dia, komponen yang bisa dibayai melalui kerja sama dengan KfW IPEX-Bank cukup banyak. Di antaranya adalah working capital dan impor barang modal, sehingga melalui skema join financing masing-masing lembaga bisa membiayai pengembangan proyek. "Jadi nanti yang ada komponen yang butuh impor barang modal dari Eropa itu mungkin akan dibiayai KfW. Lain-lainnya ada juga untuk misalnya lahan itu juga butuh komponen lebih ke lokal konten, itu kita yang biayai," jelas dia.

Namun begitu, Pahala mengaku tak hanya pembiayaan infrastruktur tertentu yang diincar bank pelat merah ini. Meskipun hingga saat ini kerja sama antara Bank Mandiri dengan KfW IPEX-Bank masih berfokus pada pembiayaan di sektor transportasi dan logistik. "Kalau infrastruktur kan sebagian besar pendapatannya dalam rupiah. Kita cukup luas, enggak membatasi hanya (pembiayaan) infrastruktur tertentu, tapi salah satu yang memang paling mereka explore saat ini adalah kegiatan di bidang transportasi dan logistik," pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…