Hingga Juli 2016, PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah memeroleh kontrak baru sebesar Rp9 triliun.”Kontrak baru berasal dari tol Lampung, irigasi dan bendungan, serta jalan," kata Direktur Utama Adhi Karya Tbk, Budi Harto di Jakarta, kemarin.

Menurut dia perseroan akan menggenggam kontrak dari proyek kereta api ringan (LRT) sebesar Rp30 triliun. Dana tersebut akan masuk ke perseroan dalam dua tahap, yakni Rp15 triliun pada September 2016 dan Rp15 triliun pada 2018."Karena sesuai dengan ketentuannya di mana Rp15 triliun akan masuk September ini dan Rp15 triliun setelah proyek LRT selesai atau 2018," ujarnya.

Dia memperkirakan, pada semester I 2016, perseroan membukukan laba sekitar Rp50 miliar. Namun, dari sisi penjualan turun karena ada beberapa proyek pemerintah yang tertunda, seperti LRT. Di sisi lain, perseroan akan menerbitkan obligasi berkelanjutan dengan total Rp3 triliun. Pada tahap pertama, ADHI akan menawarkan surat utang Rp1 triliun pada awal 2017. Tahap kedua, direncanakan pada 2018.”Dananya untuk LRT. Sebab, skema pendanaan LRT adalah satu seksi selesai baru dibayar pemerintah," imbuhnya.

Adapun total investasi LRT mencapai Rp90 triliun. Skema pembiayaannya berasal penerbitan obligasi dan pinjaman perbankan. Saat ini, perseroan telah memeroleh fasilitas bank senilai Rp10 triliun.”Pada semester II akan kita cairkan Rp3 triliun untuk pembangunan LRT," ujarnya.(bani)