Perdagangan Bebas dan Mekanisme Pasar

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Ekonomi dan Industri

Kepal sayap perdagangan bebas adalah kolonisasi dan intervensi sumber daya ekonomi dari negara yang kuat kepada negara yang lemah. Baik lemah lembaga politiknya maupun lemah lembaga ekonominya, meskipun secara fisik negara tersebut besar. Pertanyaan selanjutnya lantas bagaimana dan apa yang harusnya dilakukan?

Penulis untuk kesekian kalinya ikut mencoba memberikan jawabannya. Pertama, lakukan perbaikan agar mekanisme pasar dapat secara normal bekerja. Mulai dari perbaikan kerangka regulasi/kelembagaan, dan lanjutkan ke hal-hal lain yang bisa dianggap menimbulkan distorsi. Misal, political appointy dihapuskan, KKN dan perburuan rente ekonomi dihilangkan.

Arahnya adalah agar efisiensi dan perputaran roda ekonomi lancar. Tidak ada distorsi. Aspek pembenahan ini lebih berdimensi melakukan upaya “re-regulasi”, dan harmonisasi. Jadi efisienkan dulu cara bekerjanya rumah tangga ekonomi di dalam negeri. Ibaratnya berbenah, dan berlatih dahulu di dalam negeri, sesudah itu baru ikut kompetisi berkelas dunia.

Kedua, perdagangan bebas memang sudah berjalan, baik pada skala global dan pada skala regional. Tetapi ingat ada muatan politik liberalisasi yang sangat dominan. Mereka tidak pernah menyuruh negara pihak untuk melakukan “re-regulasi”, tetapi mereka meminta untuk melakukan “liberalisasi” dan “deregulasi”. Mereka lebih melihat mitra dagangnya yang lemah merupakan peluang besar untuk dikolonisasi, dan diintervensi.

Tahun 1998 hingga kini, Indonesia lebih memilih jalan liberalisasi dan perdagangan bebas untuk menyehatkan ekonomi nasionalnya. Wajar kalau pemerintah memilih skema deregulasi ekonomi secara ambisius hingga sampai melahirkan 11 paket kebijakan ekonomi dan deregulasi. Distorsi dan berbagai gangguan/hambatan diselesai kan lewat deregulasi.

Resep IMF, Bank Dunia, ADB, dan WTO yang terkenal dengan “Konsensus Washington” yang dipakai sebagai obat untuk membangkitkan ekonomi nasional. Pertanyaan terakhir adalah memilih mana antara “Mekanisme Pasar” dan Perdagangan Bebas”? Karena harus memilih atas pertanyaan ganda tersebut, maka penulis lebih memilih perbaiki mekanisme pasar.

Secara akademis lebih mudah dipertanggungjawabkan, dan secara substansial, efisiensi ekonomi dapat lebih terjamin bisa diwujudkan. Catatannya adalah intervensi pemerintahnya tidak kebablasan. Cenderung tidak memilih perdangangan bebas karena sistemnya liberal, sangat politis, dan selalu ada misi terselubung untuk melakukan kolonisasi, dan intervensi.

Lebih-lebih di negara yang kaya sumber daya alam, miskin modal, teknologi, know-how, dan jaringan pasar, serta lembaga politiknya lemah dan tidak kredibel. Secara natural, ekonomi lebih memilih dan menghendaki bekerjanya mekanisme pasar dan efisiensi.

Sedangkan politik yang demokratis dan liberal pasti akan lebih suka memilih perdagangan bebas yang berlangsung karena invisible hand-nya bekerja di balik kepentingan politik dan ekonomi.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…