Ditopang Pertumbuhan KPR - Bank BTN Kantungi Laba Rp 1,04 Triliun

NERACA

Jakarta – Berkah menjadi perbankan yang fokus pada pembiayaan perumahan, berhasil membawa kinerja keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tumbuh signifikan. Tercatat pada semester pertama tahun ini, laba bank BTN meningkat 25,40% atau menjadi Rp1,04 triliun apabila dibandingkan dengan perolehan semester I 2015, yakni Rp831 miliar.

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, kenaikan laba BTN di paruh pertama tahun ini disumbang oleh kenaikan permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang cukup tinggi. Permintaan KPR telah menyumbang pendapatan operasional BTN. Selain itu, perseroan juga membukukan pendapatan bunga bersih tumbuh 15,71% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp3,69 triliun. Sementara, pendapatan operasional lainnya sebesar Rp584 miliar atau tumbuh 12,56% dari semester pertama tahun lalu yang sebesar Rp519 miliar.

Selain itu, rasio pendapatan bunga terhadap nilai bunga (Net Interest Margin/NIM) BTN tercatat turun menjadi 4,65% dari tahun lalu yang mencapai 4,73%. Penurunan tersebut menurut Maryono merupakan komitmen perseroan untuk terus menurunkan bunga pendapatan dan suku bunga kredit menjadi single digit.”NIM perkiraan akhir tahun akan mencapai 5,1%. Kenapa? Karena, semester II, biaya dana (cost of fund) semakin turun akibat perubahan acuan moneter, dan adanya dana likuiditas dari dana repatriasi," ujarnya di Jakarta, Senin (25/7).

Adapun, dari sisi bisnis, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp149,3 triliun atau tumbuh 18,39% dari periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan tersebut disumbang oleh penyaluran KPR yang mencapai Rp135,74 triliun atau tumbuh 20,23% dari tahun lalu.

Kredit KPR bersubsidi tercatat tumbuh 31,18% menjadi Rp49,8 triliun, sementara KPR non subsidi tercatat tumbuh 14,88% menjadi Rp57,15 triliun. BTN juga mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit non perumahan sebesar 2,64% menjadi Rp13,57 triliun. "Dengan permintaan kredit yang signifikan, kami targetkan laba mencapai Rp2,4 triliun hingga akhir tahun," kata Maryono.

Di tengah tren kenaikan rasio kredit bermasalah di industri perbankan, BTN justru mencatatkan penurunan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL). NPL gross BTN turun dari 4,70% tahun lalu menjadi 3,41% selama semester I-2016. Sementara Direktur BTN Sulis Usdoko bilang, penurunan NPL tersebut merupakan hasil kinerja BTN dalam merestrukturisasi perjanjian kredit nasabah yang bermasalah sejak tahun lalu.”Kami antisipasi bila ditemukan sesuatu yang perlu perbaikan yang dalam konteks membantu nasabah dan debitur kita lakukan langkah proaktif salah satunya restrukturisasi. Selain itu, intensitas penjualan agunan kredit-kredit macet juga sudah konsisten sejak tahun lalu. Sehingga, kualitas kredit kami menjaga NPL di bawah 3%,"tegasnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…