Indonesia Butuh Tenaga Kerja Berkualitas - Sektor Otomotif

 

 

NERACA

Jakarta - Indonesia masih banyak membutuhkan tenaga kerja di bidang otomotif. Kebutuhan ini berangkat dari perkembangan industri otomotif Indonesia yang akan meningkatkan volume produksi. “Saat ini, produksi mobil telah menyentuh angka 1 juta unit dan membutuhkan tenaga kerja sebanyak 1,3 juta orang. Kedepannya, apabila volume produksi mobil di Indonesia meningkat, maka dibutuhkan pula jumlah tenaga kerja lebih banyak, setidaknya dua kali lipat,” kata Presiden Institut Otomotif Indonesia (IOI), I Made Dana Tangkas di Jakarta, kemarin.

Made mengatakan, untuk menyiapkan tenaga kerja di sektor otomotif, pihaknya akan memberikan pelatihan dan sertifikasi khusus untuk tenaga kerja di bidang otomotif. Dimana, mereka dipersiapkan menggunakan standar khusus bertaraf global, sehingga nantinya bisa terus menghasilkan produk yang berkualitas.

“Kami akan membuat standar khusus. Tidak hanya tenaga kerja lokal, tetapi tenaga asing yang ingin bekerja di Indonesia dan harus berstandar IOI agar sesuai dengan kebutuhan industri di Indonesia,” papar Made.

Selain tenaga kerja, lanjut Made, pembangunan industri otomotif , harus dilakukan dengan empat langkah, pertama, bagaimana membangun industri komponen, dan pemasok yang bisa langsung terkait dengan tier satu, dua, sampai tiga.

Kedua, melihat dari kepentingan pengadaan komponen, perlu segera membangun atau memetakan semua fasilitas, seperti pengujian kendaraan, dan evaluasi. Agar benar-benar bisa mengetahui apa komponen atau suku cadang yang bisa dibuat di Indonesia. Ketiga, ujar Made, untuk memperkuat itu, harus bisa mengembangkan SDM.

“Tetapi hal yang satu ini, para pabrikan dan perusahaan komponen ada yang sudah melakukannya, seperti membuat training center dan lain sebagainya. Namun, perlu kita tidaklanjuti lagi kedepannya agar lebih maksimal,” kata Made.

Terakhir (keempat), kata Made, yang tidak kalah pentingnya adalah membuat strategi yang bisa mengundang investor berinvestasi di Indonesia. Namun harus sesuai dengan road map, agar bisa membangun industri komponen otomotif sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.“Saya rasa empat hal itu dulu yang akan kita laksanakan dalam waktu dekat,” ucap Made.

Di sisi lain, ‎Pengembangan industri akan bergerak merambah dari industri primer kemudian masuk ke industri hulu, industri antara dan berlanjut ke industri hilir. Proses pendalaman dan berlanjut hilirisasi ini apabila terintegrasi dari primer hingga tersier akan membentuk industri yang terpadu dan berkelanjutan. “Untuk membangun industri hilir itu membutuhkan investasi yang besar. Atau dapat dikatakan high investment, high cost, high risk, dan low return,” kata dia.

Made menilai, dukungan dari pemerintah sangat penting. Pemerintah harus mengembangkan industri secara jangka panjang atau dapat mengajak swasta bergabung dalam rangkaian industri. “Kita dapat melihat beberapa negara Asia lain yang sudah menjalankan dan memulai integrasi industrinya,” papar Made.

Malaysia dan Thailand, sangat mendukung pengembangan industri dengan kebijakan-kebijakannya yang sangat aktif, mereka juga banyak menawarkan kemudahan-kemudahan bagi investor. “Indonesia sudah memulai dan konsistensi kebijakan dari pemerintah sangat penting. Para pebisnis dan investor sangat melihat kebijakan pemerintah yang berkelanjutan, komprehensif, dan terpadu,” ujarnya.

Made mengatakan, belajar dari sejumlah negara industri, kebanyakan mereka tidak mempunyai sumber daya alam seperti Indonesia, namun mampu mengembangkan industri hulunya. “Jepang, Tiongkok dan Korea, termasuk beberapa negara yang lain mampu menggerakkan roda industri dan roda ekonomi dengan mengembangkan industri hulu dan antara,” tutur Made. 

Made menambahkan, Indonesia seharusnya bisa mengembangkan industri secara terpadu khususnya di sektor  otomotif. “Pasar yang besar dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta dan sumber bahan baku yang tersedia merupakan modal dasar untuk menggerakan roda industri. Kesuksesan industri di suatu negara tidak bisa terwujud tanpa sinergi dari pemerintah dan swasta serta didukung oleh stakeholder lainnya,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV NERACA Samarinda - Pj…

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV

Sidak ke RSJD AHM Samarinda, Pj Gubernur Kaltim Minta Fasilitas Ruang Tunggu Dilengkapi AC dan TV NERACA Samarinda - Pj…

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…