BI Rate Bisa Turun 100 bps

 

 

NERACA

Jakarta – Bank Indonesia (BI) meyakini bunga kredit perbankan bisa turun 100 basis poin hingga akhir 2016 karena beban biaya dana yang terus menurun ditambah dengan melimpahnya likuiditas di sisa tahun karena kebijakan amnesti pajak. Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makro Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan hingga Juli 2016 suku bunga kredit sudah turun 45 basis poin (bps), dengan pelonggaran suku bunga acuan (BI Rate) yang telah ditempuh sebesar 100 basis poin.

"Pengalaman dulu bisa mendekati 100 basis poin, apalagi kalau BI Rate turun 100 basis poin," ujar Juda, seperti dikutip kantor berita Antara, akhir pekan kemarin. Penurunan bunga kredit hingga Juli 2016 sebesar 45 bps, kata Juda, karena penurunan bunga deposito yang turun 80 bps.

Juda optimistis realisasi kebijakan amnesti pajak akan membuat bank kebanjiran likuiditas. Bank sentral memproyeksikan dana repatriasi karena kebijakan amnesti pajak, akan mengalir ke dalam negeri sebesar Rp560 triliun. Dengan bunga deposito yang sudah turun 80 bps, maka beban biaya dana perbankan akan semakin rendah ketika dana repatriasi masuk sebagai likuiditas bank.

Banjirnya likuiditas tersebut juga, kata Juda, seharusnya tidak membuat bank lamban menyalurkan kredit. Perlambatan kredit pada semester I 2016 diyakin akan menemui titik balik lompatan pada semester II 2016, dengan proyeksi pertumbuhan 10-12 persen.

Dia meyakini dorongan permintaan kredit dari masyarakat juga akan mempercepat penyaluran kredit, sehingga memudahkan pencapaian target pertumbuhan kredit bank sentral. Pada 2015, dengan alasan kelesuan ekonomi, pertumbuhan kredit perbankan hanya sebesar 10,1 persen.

Pengamat ekonomi, Josua Pardede mengatakan keputusan untuk tetap mempertahankan BI rate setalah BI akan lakukan hasil assessment dulu terhadap penurunan BI Rate selama semester pertama lalu. Josua berujar ada sejumlah pertimbangan kondisi dalam negeri dam global yang akan masuk keassessment tersebut. Dari sisi dalam negeri, inflasi Juni, kata Josua, masih terkendali atau dalam rentang target inflasi BI, yakni 3-5 persen.

Sementara itu, dari sisi perekonomian global, pasar keuangan Indonesia cenderung positif setelah keputusan Inggris Raya keluar dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit). "Rupiah juga berada dalam kondisi stabil di kisaran Rp 13.100," kata Josua. Namun Josua menuturkan tak tertutup kemungkinan juga BI akan melakukan pelonggaran dalam kebijakan makro-ekonominya atau membuka peluang menurunkan kembali BI Rate. "Ruang pelonggaran masih terbuka untuk BI Rate sekitar 25-50 basis point (bps) sampai akhir tahun," katanya.

Menurut Ekonom CORE Hendri Saparini, BI masih memiliki ruang lebar untuk menurunkan suku bunga acuannya. Untuk bulan ini, BI rate setidaknya bisa turun sebesar 25 basis poin seperti bulan lalu.  "Ruangnya masih luas (untuk menurunkan BI rate) walaupun itu tidak menentukan 100 persen untuk menurunkan BI rate," ujarnya.

Hendri memaparkan ada dua faktor pendorong utama penyebab turunnya BI rate. Pertama, rendahnya ekspektasi inflasi hingga akhir tahun. Per akhir Juni, realisasi inflasi tahun berjalan hanya sebesar 1,06 persen. Hingga akhir tahun, angka inflasi diperkirakan ada di kisaran 3 persen.

Selanjutnya, turunnya suku bunga juga akan memberikan sentimen positif di pasar. "Ekspektasi inflasi yang rendah kemudian membutuhkan sentimen positif dari sisi suku bunga yang bisa menggerakkan (industri)," ujarnya. 

Menurut anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional ini, penurunan BI rate merupakan bentuk koordinasi antara sektor moneter dan fiskal yang ingin menekan tingkat bunga domestik. Pasalnya, turunnya BI rate juga harus diiringi oleh upaya pengendalian harga oleh pemerintah untuk menjaga tingkat inflasi. 

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…