Sektor Manufaktur - Regulator Catat Industri Alas Kaki Lebih Agresif Ekspansi

NERACA

Jakarta – Industri alas kaki dan kulit nasional merupakan salah satu sektor yang terus memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja massal.  Kementerian Perindustrian juga telah menetapkan industri alas kaki nasional sebagai industri prioritas yang akan terus didorong pengembangannya.

Hal itu dikatakan Menteri Perindustrian Saleh Husin ketika mengunjungi PT KMK Global Sports di Kawasan Industri Cikupamas, Tangerang, Banten, pekan lalu, sebagaimana dilansir dalam keterangan resmi. “Kita juga mengapresiasi pelaku industri alas kaki yang terus melakukan ekspansi usaha sehingga membuka lapangan kerja baru dan turut berkontribusi pada penyebaran industri ke daerah,” katanya.

Guna memberikan dukungan terhadap pengembangan dan peningkatan daya saing industri alas kaki nasional, pemerintah telah dan akan memberikan berbagai program dan kebijakan strategis. Antara lain dengan mengusulkan untuk melarang ekspor kulit mentah, memfasilitasi pendirian Raw Material Center alas kaki di Jawa Timur, memberikan fasilitas pembiayaan ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan pengusulan kebijakan insentif energi bagi industri yang orientasi ekspor.

PT KMK Global Sports sendiri memproduksi beberapa sepatu merek seperti Nike, Converse, dan Hunter. Realisasi produksi sepatu olah raga mencapai 15,6 juta pasang per tahun sedangkan sandal olah raga hampir 2 juta pasang saban tahun. Sebanyak 98 persen produknya dikapalkan ke pasar ekspor dengan negara tujuan, antara lain AS, Amerika Selatan, Eropa, Jepang, China, Taiwan, Australia, dan Kanada serta sisanya diserap pasar domestik.

Perseroan mencatat nilai penjualan ekspor pada 2011 sebesar Rp 1,63 triliun, tahun 2012 Rp 1,95 triliun dan pada 2013 berhasil menembus Rp 2,26 triliun. Tahun 2016, total penjualan KMK diproyeksikan menjadi Rp 2,47 triliun.

“Kami juga membangun pabrik baru di Salatiga dan Temanggung, Jawa Tengah. Nilai investasinya mencapai USD 50 juta hingga USD 100 juta dengan perkiraan serapan tenaga kerja 3000 orang,” kata  Vice President KMK Global Sports Erry Sunarli. Jumlah karyawan perseroan saat ini mencapai 16 ribu orang.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Ditjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Muhdori menerangkan, pengembangan industri alas kaki dilakukan juga dengan meningkatkan promosi industri alas kaki customized secara eksklusif pada forum resmi nasional dan internasional untuk memunculkan industri kelas dunia.

Selain itu, melaksanakan harmonisasi sistem perpajakan keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi, serta pengembangan branding shoes nasional.  “Kita juga melakukan upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, di antaranya yaitu melalui kebijakan non-tariff seperti penerapan SNI Wajib, P3DN, dan pengaturan tata niaga untuk impor produk barang tertentu,” paparnya.

Jauh sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin optimistis, tambahan infrastruktur itu akan memperlancar lalu lintas logistik, barang modal dan menjadi pintu ekspor bagi produk industri di Jawa Barat.  “Dari beberapa kali bertemu dengan para investor, mereka punya minat kuat untuk membangun pabrik dan ekspansi ke sana. Jika sebelumnya industri Jabar terkonsentrasi di sebelah barat, seperti Bekasi-Karawang atau dekat-dekat Jakarta, ke depan mereka pasti akan mengarah ke timur karena infrastruktur sangat mendukung seperti jalan tol, pelabuhan dan bandara Kalijati di Majalengka,” ujar Saleh.

Beberapa penambahan sarana prasarana itu diyakininya menjadi magnet bagi masuknya investasi asing dan dalam negeri untuk mengembangkan industri hulu maupun hilir.  Kemenperin mencatat Jabar memiliki 24 kawasan industri dari 74 kawasan serupa di Indonesia. Hasil survei Kemenperin tahun 2013 itu juga menunjukkan kawasan industri di Jabar paling banyak dibanding provinsi lainnya seperti Kepulauan Riau (11 kawasan industri), Banten (10), dan Jateng (8).

Dari sisi luas area, total kawasan industri Jabar mencapai 14,3 ribu hektare alias 39,4 persen dari seluruh kawasan industri di Indonesia seluas 36,3 ribu hektare.  Pengembangan industri di Jabar juga diharapkan meningkatkan lapangan kerja. Hingga 2014, terdapat beberapa industri besar sedang di provinsi ini antara lain industri makanan (1.037 perusahaan, 112 ribu karyawan), tekstil (851 perusahaan, 254 ribu karyawan), pakaian jadi (740 perusahaan, 231 ribu karyawan), kulit dan alas kaki (205 perusahaan, 52 ribu karyawan) dan karet – plastik (390 perusahaan, 104 ribu karyawan).

Kemenperin juga telah melakukan pengembangan industri Jabar melalui restrukturisasi mesin untuk tekstil, produk tekstil dan alas kaki, pengembangan IKM dan bantuan pembangunan Pusat Pengembangan Teknologi Industri Mesin Perkakas dan Alat Kesehatan di ITB.

Selain itu, menyusun Master Plan Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Timur, termasuk di dalamnya wilayah CIAYUMAJAKUNING (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan), Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Ciamis.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…

BERITA LAINNYA DI Industri

Hadirkan Profesi Dunia Penerbangan - Traveloka Resmikan Flight Academy di KidZania Jakarta

Perkaya pengalaman inventori aktivitas wisata dan juga edukasi, Traveloka sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggar hadirkan wahana bermain edukatif di…

HBA dan HMA April 2024 Telah Ditetapkan

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah resmi menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk…

Program Making Indonesia 4.0 Tingkatkan Daya Saing

NERACA Jerman – Indonesia kembali berpartisipasi dalam Hannover Messe 2024, acara pameran industri terkemuka yang merupakan salah satu satu pameran…