Industri Kendaraan Bermotor - Menperin Fokus Dongkrak Ekspor dan Pacu Riset Otomotif

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian terus mendorong pelaku usaha kendaraan bermotor di Indonesia memperkuat industri otomotif. Peningkatan ekspor kendaraan bermotor dan aktivitas riset serta pengembangan menjadi bagian dari fokus pengembangan. Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan hal itu saat melakukan pertemuan dengan pelaku industri otomotif indonesia di Jakarta, pekan lalu.

“Kita rumuskan strategi dan lakukan upaya-upaya agar ekspor yang berjumlah sekitar 207 ribu unit pada tahun lalu bisa meningkat 100 persen atau bahkan 300 persen pada tahun-tahun mendatang sesuai dengan arahan Bapak Presiden,” katanya, dikutip dari keterangan resmi.

Untuk itu, pihaknya ingin agar prinsipal dan perusahaan otomotif menambah investasi di Indonesia khususnya untuk produk-produk global  dan komponen utama guna memperkuat daya saing dan peningkatan ekspor. Pemerintah Indonesia menyambut baik dan siap menfasilitasi upaya investasi ini. 

Selain itu, pemerintah meminta agar aktivitas riset dan pengembangan (R&D) dapat dilaksanakan di Indonesia. Sumber daya manusia diyakini mampu berperan dalam melakukan aktivitas R&D sehingga biaya pengembangan produk dapat lebih efisien.

“Apalagi dengan model global sources saat ini, aktivitas R&D akan menjadi kunci efisiensi dan peningkatan daya saing,” ujar Saleh. Secara khusus, Menperin menyampaikan terima kasih kepada pelaku industri otomotif lantaran telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi dan mewujudkan produksi tertinggi telah dicapai pada tahun 2014 dengan jumlah sebanyak 1.298.523 unit. Dia berharap agar produksi ini terus meningkat ditahun-tahun mendatang.

Tercatat, industri otomotif Indonesia merupakan salah satu Industri andalan yang memiliki peran besar dalam PDB nasional. Kementerian Perindustrian juga memiliki roadmap untuk mendorong jumlah produksi mobil hingga 2,5 juta unit pada tahun 2020.

Target peningkatan produksi tersebut perlu dibarengi dengan target peningkatan investasi. Demikian juga dengan investasi tersebut akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan pada akhirnya akan menggerakkan perekonomian yang berujung pada meningkatkan penerimaan negara dari pajak.

Saat ini, imbuhnya, Kemenperin sedang menggarap finalisasi revisi Peraturan Menteri Perindustrian tentang Industri Kendaraan Bermotor untuk memperkuat daya saing industri kendaraan bermotor Indonesia. “Seperti berkali-kali saya sampaikan, pendalaman dan lokalisasi komponen dengan memperbanyak kerjasama dengan industri nasional atau lokal, mesti kita lakukan terus,” ujarnya.

Turut hadir antara lain Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohannes Nangoi, Irjen Kemenperin Soerjono, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Yan Sibarang Tandiele, Pembina Gaikindo Soebronto Laras, Sudirman M Rusdi, Ketua Gaikindo Jongkie D Sugiarto, Rizwan Alamsjah, Bambang Subijanto, dan Bendahara Gaikindo Anton Kemal Tasli Kumonty.

“Kami mengapresiasi dukungan dan perhatian dari pemerintah pada industri otomotif selama ini. Komunikasi dan kerja sama intensif terus berjalan dan akan terus kita tingkatkan,” kata Ketua Umum GAIKINDO Yohannes Nangoi.

Terkait rencana GAIKINDO akan melaksanakan pameran otomotif berskala internasional yaitu The 24th GAIKINDO Internasional Auto Show, Menteri Saleh menyambut baik pameran tersebut, sebagai upaya untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk dan potensi industri otomotif Indonesia.

“Saya mengajak GAIKINDO sebagai penyelenggara pameran tersebut untuk turut memperkenalkan potensi industri nasional dan pasar domestik serta menunjukkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia dapat diperhitungkan sebagai tujuan investasi,” katanya sembari meminta event GIIAS menampilkan produk-produk atau teknologi-teknologi terbaru dan menjadikan GIIAS untuk meningkatkan penjualan domestik dan ekspor.

Menperin berpesan pula agar pada pameran ini semakin banyak diperkenalkan kepada masyarakat produk-produk mobil yang ramah lingkungan, yang memiliki emisi karbon yang rendah serta konsumsi bahan bakar yang efisien. Diingatkannya, pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi gas buang, dan kita merupakan salah satu stakeholder untuk pengurangan emisi yang bersumber dari kendaraan bermotor.

Selanjutnya, Kementerian Perindustrian mendorong agar produk-produk yang diproduksi dan dipasarkan di Indonesia adalah produk-produk yang lebih ramah lingkungan. “Program Low Carbon Emission akan kami perkenalkan dalam waktu dekat, untuk itu mari kita sama-sama mendukung program ini apabila sudah efektif diberlakukan,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…