Inflasi Akhir Tahun Diprediksi Tak Significant

NERACA

Jakarta----Diakui atau tidak, penumpukan pencairan anggaran pada akhir tahun berpotensi mendorong tekanan inflasi. Bahkan tekanan inflasi pada November-Desember diprediksi mencapai 0,5%-0,7%.  “Itu (pencairan anggaran) memang ada dampaknya tapi jadi siklus tiap tahun artinya kalau kita lihat itu tahunan, Desember 2010 juga tinggi, sebenarnya kenaikan inflasi tidak terlalu menekan juga,” kata Kepala bidang Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Kementerian Keuangan Rofiyanto Kurniawan di Jakarta, Jumat (18/11)

 

Menurut Rofiyanto, Proses pencairan anggaran yang selalu dikebut pada kuartal akhir tahun anggaran berjalan, diyakini tidak berpengaruh signifikan pada tekanan inflasi. Alasanya jumlah pengeluaran anggaran di akhir tahun relatif kecil dibanding total jumlah uang yang beredar di masyarakat.

 

Sementara itu, Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengungkapkan jumlah anggaran negara yang dicairkan pada akhir 2011 anggaran relatif kecil dibanding uang yang beredar (M1). Apalagi dibandingkan dengan M2, sehingga tidak memicu tekanan inflasi yang tinggi.

 

Lebih jauh kata Agus, proses pencairan anggaran yang selalu dikebut pada kuartal akhir tahun anggaran berjalan, diyakini tidak berpengaruh signifikan pada tekanan inflasi. Hal itu, karena jumlah pengeluaran anggaran di akhir tahun relatif kecil dibanding total jumlah uang yang beredar di masyarakat. “Jumlah uang yang beredar (M1), terlebih dibandingkan dengan M2, sehingga tidak memicu tekanan inflasi yang tinggi,” tambahnya

 

Adapun M1, adalah uang beredar yang terdiri dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral, sedangkan M2 adalah uang dalam peredaran, uang giral, dan uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta domestik.

 

“Di samping itu, dana-dana yang berasal dari pengeluaran di akhir tahun tersebut, biasanya langsung masuk ke sistem perbankan dalam bentuk time deposit, karena kegiatan atau proyek yang dibiayai sudah selesai dilaksanakan. Oleh karena itu, tidak ada efek demand pull,” ujar Agus saat dihubungi di Jakarta, Jumat (18/11/2011).

 

Sebelumnya, kekhawatiran tingginya inflasi akibat keterlambatan pencairan anggaran sempat disampaikan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution. Menurut Darmin, pencairan anggaran yang menumpuk di akhir tahun sekitar Rp 60-75 triliun ini akan menyulitkan kebijakan moneter.

 

Likuiditas yang akan bertambah ke perekonomian akibat pengeluaran pemerintah agak terlambat, sehingga menyebabkan penumpukan di akhir tahun. Dia mengatakan, pembengkakan penyerapan anggaran ini dapat memicu volatilitas nilai tukar rupiah dan inflasi.

 

”Tingkat inflasi Desember itu besar karena pengeluaran pemerintah menumpuk di sana.(Kondisi) itu tahun ini tampaknya akan lebih besar lagi,”ujar Darmin dalam seminar bertajuk Indonesia Economic Outlook 2012 beberapa waktu lalu.

 

Agus menuturkan, berdasarkan data historis sejak 2005 hingga 2010, lonjakan pengeluaran di akhir tahun tidak ada efek inflationary. “Kalau ada, itu karena naiknya aktivitas perekonomian menjelang Natal dan Tahun Baru,” jelasnya.

 

Sekadar informasi, pagu belanja pemerintah pusat hingga 7 November 2011 ini sebesar Rp908,243 triliun, sedangkan realisasinya Rp594.693 triliun atau 65,5%. Realisasi tersebut terdiri dari belanja pegawai Rp152,317 triliun atau 83,3 persen, belanja barang Rp75,854 triliun atau 53,1% dan belanja modal Rp57,343 triliun atau 40,7%. **cahyo

 

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…