BEI Gandeng KPPU - Perketat Persaingan Usaha Antar Emiten

NERACA

Jakarta- Menyadari industri keuangan, khususnya pasar modal tidak luput dari praktek monopoli dan persaingan bisnis yang tidak sehat, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggadeng kerjasama dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menjaga persaingan usaha yang sehat antarperusahaan tercatat di pasar modal atau emiten.”Mayoritas pemimpin pasar di setiap sektor adalah emiten. Diharapkan KPPU nantinya dapat menjaga persaingan usaha antaremiten,"kata Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, Kamis (21/7).

Dia mengatakan, sebanyak 531 emiten di BEI diharapkan dapat mengikuti sesi edukasi yang akan diberikan KPPU agar pelaku usaha dapat menjalankan usaha secara baik. Melalui kerja sama itu, lanjut Tito, BEI akan memfasilitasi KPPU untuk melakukan edukasi kepada para emiten secara bertahap. Selain itu, BEI juga akan menggunakan jaringannya salah satunya melalui galeri investasi pasar modal yang tersebar di seluruh kota di Indonesia dan TV Bursa.

Sementara Ketua KPPU M Syarkawi Rauf menambahkan, jumlah perusahaan tercatat di BEI yang sebanyak 531 emiten itu, umumnya menjadi pemimpin pasar di masing-masing sektornya. Kerja sama dengan BEI meliputi sosialiasi UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.”Dengan begitu, akan mendorong juga perusahaan lainnya ikut berkompetisi secara sehat juga," ujarnya.

Menurut dia, pengawasan persaingan usaha di pasar modal menjadi hal penting karena pasar modal juga merupakan salah satu pintu masuk dana repatriasi hasil kebijakan amnesti pajak.”Kami ingin mendorong persaingan yang sehat antara pelaku bisnis di Indonesia, apalagi dari 531 emiten yang terdaftar di BEI adalah 'market leader' di hampir semua sektor sehingga kalo kita menyelesaikan persoalan di 531 ini keinginan Presiden Jokowi untuk mendorong daya saing nasional berbasis yang sehat akan tercapai," katanya.

Dia mengemukakan, pihaknya akan menyampaikan pedoman ke emiten mengenai bagaimana menjalankan praktik bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip persaingan yang sehat. Hal ini diperlukan agar para pelaku pasar mengetahui rezim kompetisi bisnis yang sehat dan tidak merugikan pihak lain.”Saya kira tidak hanya di Indonesia tapi juga tapi juga di negara ASEAN lain, karena teman-teman BEI tidak hanya beroperasi di Indonesia tapi juga di negara-negara lain yang punya rezim usaha. Jadi, perlu mereka tahu upaya untuk investasi di berbagai negara itu pengetahuan tentang kebijakan persaingan di negara lain," paparnya.

Asal tahu saja, tiap tahunnya jumlah emiten di pasar modal terus bertambah. Meskipun tahun ini target emiten baru yang IPO sebanyak 35 perusahaan bakal meleset dari target hanya disanggupi 25 emiten. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat pernah bilang, target initial public offering (IPO) sebanyak 35 perusahan sulit dicapai dan karena itu, pihaknya secara realistis memprediksi hanya 25 perusahaan yang akan melantai di bursa.”Perkiraan yang sangat realistis angkanya itu sekitar 25 perusahaan bisa pada tahun ini,"ungkapnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Manfaatkan Aplikasi Travoy - Perjalanan Mudik Makin Terencana, Tenang dan Nyaman

Baru di pacu kecepatan 80 km dalam ruas tol Jagorawi, Toyota Avanza milik Abay (42) akselerasinya tidak lagi agresif. Padahal…

Peduli Bencana Alam di Jawa Timur - Uni Charm Donasikan Produk Higienis Bagi Korban

Bantu meringankan korban bencana gempa bumi di Jawa Timur, PT Uni Charm Indonesia Tbk memberikan donasi kepada salah satu wilayah…

Dampak Konflik Timur Tengah - Laju IHSG Bakal Bergerak Berfluktuasi

NERACA Jakarta – Konflik timur tengah kembali memanas pasca serangan Iran ke Israel. Dimana kondisi ini tentu saja memberikan dampak…