Dinas Peternakan Sukabumi Bentuk Sentra Peternakan - Menutupi Kebutuhan Daging

Dinas Peternakan Sukabumi Bentuk Sentra Peternakan

Menutupi Kebutuhan Daging 

NERACA
Sukabumi - Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi bentuk kantong benih sapi pada sentra peternakan rakyat di tiap Kecamatan. Tiap Kecamatan minimal memiliki dua ekor sapi tiap satu orang peternak dengan target 500 petani. Sehingga bisa menghasilkan minimal 1000 indukan.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Iwan Karmawan kepada Neraca Kamis (21/7) mengatakan, untuk mendukung program sentra peternakan itu, Pemerintah Daerah melalui Dinas Peternakan akan memberikan fasilitas sekolah lapangan, gudang pakan, dan mendrop bibit unggul.

Saat ini, kata Iwan Karmawan, sentra peternakan sapi di Kabupaten Sukabumi ada dua, yakni di Kecamatan Ciracap dan Kecamatan Purbaya.“Di Kecamatan Ciracap sudah memiliki kurang lebih 2.500 ekor sapi, dan Purabaya sebanyak kurang lebih 1.800 ekor,” terang dia.

Pola pengembangan sapi ini, kata dia, mengutamakan perkawinan inseminasi buatan dan kawain alami.“Untuk kawin alami, Dinas Peternakan menyediakan pejantan unggul. Selain DInas Peternakan, petani juga memiliki pejantan unggul. Hanya saja, masih banyak pemilik sapi tidak mau mengawinkan sapi nya secara alami, karena adanya biaya yang harus di bayar oleh pemilik sapi betina,” ungkap dia.

Adapun tantangan dalam pengembangan populasi sapi ini, kata dia, petani sapi lokal masih belum menguasai teknologi guna mengembangkan peternakan sapi.”Teknologi di sini, salah satu pengembangan pakan yang berkualitas. Masih banyak petani menggunakan pakan yang biasa saja,” kata dia.

Tantangan lainnya, kata dia, petani masih menjual ternak sapi ke luar daerah setelah melalui proses penggemukan. Iwan Karmawan menjelaskan, untuk mewujudkan swasembada daging sapi, dibutuhkan waktu sekitar empat hingga lima tahun. Itu pun, ungkap dia, kalau petani tidak menjual sapi ke luar daerah.“Nah ini kami terus sosialisasikan dan pendekatan kepada para petani sapi, dan kami sudah membentuk pos pelayan terpadu,” imbuh dia.

Selain itu, kata Iwan Karmawan, sangat perlu kawasan peternakan, untuk mengembangkan sapi unggul.“Jadi untuk mengetahui sapi potong unggul, tergantung kawasannya,” ujar dia.

Sementara untuk mendapatkan pakan biasa berkualitas, petani sapi sudah terhimpit akan minimnya lahan pertanian. Sehingga sangat mengharapkan petani menanam jagung untuk bahan baku pakan.“Solusi agar lahan pertanian tidak semakin tergerus, kami sudah berkoordinasi dengan Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan,” jelas dia.

Iwan Karmawan berharap, Pemerintah Daerah membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khusus peternakan, guna mengantisipasi penjualan sapi ke luar daerah.“Harapannya, kalau Pemda punya bisa menyediakan anggaran untuk membeli sapi dari peternak, guna mencegah penjualan sapi keluar daerah, atau membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Peternakan. Sehingga BUMD lah yang membeli atau menampung anak sapi dan kemudian dibesarkan dan di jual setelah siap potong,” papar Iwan Karmawan.

Defisit daging sapi nasional khususnya saat menghadapi hari-hari besar keagamaan terus menghantui Indonesia. Untuk mengantisipasi kebutuhan itu, Pemerintah selalu terpaksa membuka kran import. Padahal, banyak solusi jangka pendek, menengah dan panjang untuk mewujudkan swasembada daging sapi khususnya.

Di Kabupaten Sukabumi, kebutuhan daging tahun 2016 sebanyak  95 ton atau setara 430 ekor sapi. Sedangkan ketersediaan sebanyak 44 ton atau sekitar 298 ekor atau defisit sebesar 51  ton atau setara 131 ekor.

Untuk menutupi defisit kebutuhan daging sapi itu, Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi mendatangan sapi dari luar daerah, seperti dari Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah lainnya. Dinas Pertanian melalui penyuluh, terang dia, terus menggalakkan sosialisasi peningkatan kelahiran melalui inseminiasi buatan kepada petani.“Sementara kawin alam sebagai salah satu faktor pendukung dalam peningkatan populasi ternak sapi, masih menjadi salah satu solusi,” papar dia.

Selain itu, kata dia, Dinas Peternakan selalu melakukan pengawasan di rumah pemotongan hewan guna mengantisipasi terjadinya peotongan sapi betina produktif.“Dan kami juga selalu mendata asal-usul hewan yang masuk ke RPH,” ujarnya.

Kemudian, sambung dia, juga akan melakukan pengawasan ketat terhadap sapi perah. “Harga susu sapi sedang alami penurunan. Kami kuatir sapi perah menjadi sasaran para spekulan untuk memenuhi kebutuhan pasar,” terang dia.

Namun diakui oleh Iwan Karmawan, tergerusnya lahan pertanian menjadi salah satu penyebab rendahnya populasi sapi di Kabupaten Sukabumi.“Persoalan minimnya lahan pertanian ini pun telah menjadi agenda proritas Kabupaten Sukabumi. Harapan nya, Kabupaten Sukabumi memiliki kawasan peternakan yang memiliki kualitas sumber daya alam, sehingga memudahkan petani untuk mendapatkan pakan,” jelas Iwan. Ron

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…