Titik Balik Ekonomi

 

Oleh: Bhima Yudhistira Adhinegara
Peneliti INDEF

Lebih dari tiga tahun lamanya ekonomi global mengalami kelesuan. Dampak dari malaise global ini sangat berpengaruh ke Indonesia. Terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2016 hanya mampu mencapai 4,92%. Walaupun neraca perdagangan terlihat surplus di bulan Juni 2016 namun surplus ini hanyalah ilusi. Yang terjadi sebenarnya baik ekspor maupun impor sama sama mengalami penurunan. Impor yang turun pun jadi indikator industri yang bertumpu pada bahan baku impor belum membaik.

Ditengah kelesuan yang melanda ekonomi domestik. Kabar gembira justru datang dari China. Pertumbuhan ekonomi China seperti yang diberitakan biro statistik China berhasil melebihi eskpektasi yaitu tumbuh 6,7% pada triwulan II-2016.

Dorongan perbaikan sektor ekonomi China disumbang dari pertumbuhan sektor properti yang tinggi yaitu 8,8% (yoy) dan sektor konstruksi 7,3% (yoy). 70% pembentuk PDB dalam triwulan kedua diperoleh dari konsumsi. Sektor konsumsi ini jadi penggerak utama perekonomian China. Namun konsumsi saja tidak cukup karena yang membutuhkan perbaikan secara kontinu adalah sektor industri manufaktur  sehingga investor global bisa lebih optimis bahwa kelesuan ekonomi akan segera mencapai titik balik.

Perbaikan ekonomi China sangat penting karena setiap 1% perubahan dalam pertumbuhan ekonomi China dampaknya sebesar 0,05% terhadap ekonomi Indonesia. Pengaruh China yang kuat disebabkan 20% perdagangan internasional Indonesia di dominasi negara tirai bambu tersebut.

Saat ini yang juga penting dicatat adalah berapa lama transmisi perubahan ekonomi China tersebut akan menjalar ke indonesia. Diharapkan pada triwulan III-2016 nanti dampak positif akan terasa pada ekspor impor serta pertumbuhan manufaktur domestik.

Tentu jika permintaan China membaik harga harga komoditas akan meningkat. Titik balik harga komoditas mulai dirasakan pada minyak mentah yang sudah beranjak dari titik terendah US$20 per barel pada akhir tahun lalu. Walaupun masih fluktuatif harga minyak diprediksi akan stabil di angka US$55-60 per barel di akhir tahun. CPO dan karet pun menujukkan hal yang sama. Besar harapan perbaikan harga komoditas ini akan berlanjut sehingga beberapa sektor seperti perkebunan dan migas kembali terdongkrak.

Selain itu terlepas dari data data yang baru dirilis China, geliat sektor keuangan sudah terlihat sejak wacana tax amnesty mulai mendapat perhatian publik. Dana asing yang masuk ke bursa jadi tanda bahwa tahun 2016 kucuran dana investor akan membanjiri Indonesia.

Walaupun seluruh tanda titik balik perekonomian mulai dirasakan, baik pelaku ekonomi dan pemerintah tetap harus waspada. Keadaan bisa tiba-tiba berubah. Banyak faktor non ekonomi yang memainkan peran vital seperti ancaman kudeta di Turki yang membuat pasar negara berkembang bisa kembali rapuh. Triliunan dana hot money bisa kabur. Oleh karena itu kondisi ekonomi di semester II tahun 2016 bisa menjadi titik balik atau justru berlanjutnya ketidakpastian.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…