Targetkan 80 Kg Perkapita Pertahun - KKP Ajak Kementerian Lain Untuk Tingkatkan Konsumsi Ikan

NERACA

Jakarta - Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nilanto Perbowo, menuturkan, saat ini konsumsi ikan di masyarakat sudah mencapai 41,1 kg per kapita per tahun. Dengan kebijakan presiden terutama laut menjadi sumber pertumbuhan ekonomi ke depan ditambah berbagai kebijakan yang jalan seperti Gerakan Makan Ikan (Gemarikan), diharapkan konsumsi ikan perkapita pertahunnya bisa terus meningkat.

“Sesuai dengan arahan Ibu Menteri Susi, menginginkan konsumsi ikan bisa diangka 80 kg perkapita pertahunnya, harapannya ke depan itu bisa terealisasi,” kata Nilanto kepada Neraca, Rabu (29/6).

Untuk bisa mencapai target itu, menurut Nilanto, harus didukung semua unsur pemerintahan dengan sendirinya tingkat konsumsi per tahun ada lonjakan. “Program Gemarikan kita ajak kementerian lain untuk terlibat. Kita ingin masyarakat tahu bahwa ikan lebih sehat dan mudah dijangkau dan paling penting halal. Kalau program ini didukung semua unsur pemerintahan dengan kami meyakini target yang kita tetapkan tercapai,” imbuhnya.

Ke depan, untuk mencapai target itu pula, sambung Nilanto lagi, pihaknya akan berhitung dan menyesuaikan. Dia akan mencari kegiatan stategis apa yang bisa secara cepat mendongkrak target konsumsi ikan. Karena itu, pihaknya akan terus berkerjasama dengan kementerian, BUMN, dan pelaku usaha. “Kita akan terus pelajari, pelajari titik-titik mana yang bisa diangkat akan kita prioritaskan. Dan daerah yang tingkat konsumsi ikan kecil kita dorong terus biar bisa terus naik,” sambungnya.

Meski menurut Nilanto, untuk bisa mencapai target 80 Kg perkapita pertahunnya tidak bisa instan, tapi dirinya optimis bisa mencapai itu dengan melakukan terobosan dan upaya sosialisasi terus menerus akan pentingnya makan ikan kepada masyarakat. “Memang target itu bisa untuk jangka panjang, tapi semua bisa dicapai dengan segala upaya yang kami lakukan dibantu oleh seluruh elemen dan unsur terkait,” tandasnya.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan, kenapa konsumsi ikan tidak bagus belakangan ini, karena menurut Susi, selama 10 tahun ke belakang, jenis ikan tidak banyak ditemukan di lapangan kalau pun ada kebanyakan hanya ikan air tawar saja, dan itu tidak menarik bagi masyarakat. “Ke belakang kan susah nyari ikan laut yang enak, kalau pun ada mahal, makanya mana mau masyarakat makan ikan,” tegas Susi.

Tapi menurut Susi, kalau sekarang kembali ke zaman tahun 2000 an, ikan sudah mulai banyak lagi. Ikan tongkol ada di pasar-pasar, bahkan warung-warung sederhana sudah jualan ikan laut. “Sebelumnya mujair dan mas saja, ikan laut mahal dan tidak ada. Sekarang kita harap semua kembali makan ikan. Karena daging sudah sangat mahal. Ikan sekarang banyak murah dan sehat,” ucapnya.

Untuk itu, menurut Susi, untuk bisa menjaga harga ikan tetap stabil tentu semua harus bisa menjaga laut agar terhindar dari aksi pencurian ikan. Karena pencurian ikan luar biasa, orang tidak banyak tau berapa juta ton yang diambil pencuri ikan setiap tahunnya.

“Bayangkan saja jika dengan kapal 200 GT kapal asing bisa dapat 5 ribu 10 ribu ton setahun.  Dan kita sita beberpa pabrik saja bisa 2 ribu ton. Kapal seperti itu ribuan keluar masuk Indonesia. Kalau kita makan 40 kg bisa untuk 5 juta orang makan. Langkah yang harus ditempuh untuk menjaga pasokan sehingga harga bisa terkendali ya kita harus bisa menjaga laut kita sama-sama,” paparnya.

Untuk itu Susi, menargetkan tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia dalam setahun bisa mencapai 80 Kg per tahunnya. “Saya ingin betul-betul Indonesia jangan memakan ikan hanya 40 kilo dalam setahun. Paling tidak minimal 70kg,” tegas dia.

Kenapa harus tinggi konsumsi ikan, Susi juga menjelaskan, selain pertumbuhan otak, ikan juga bisa menjaga sel-sel tubuh menusia. Hal ini tentunya mampu menjadikan bangsa Indonesia mencetak generasi cerdas hingga nantinya bersaing dengan sumber daya manusia dari asing. “Terutama untuk sel otak. Supaya bangsa Indonesia bisa bersaing di lingkup MEA. Kalo anak-anak kita bodoh, cara berfikirnya pelan ya nanti disalip dengan bangsa lain,” lanjutnya.

Pemerintah terus mendorong para pengusaha hingga pedagang untuk terus menjual ikan, guna dapat mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yang menyehatkan. “Jadi ikan itu sehat, ikan itu pintar. Kalau generasi muda kita makan ikan cukup, pasti pintar-pintar,” tukasnya.

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…