Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, rupanya semangat inilah yang selalu dipegang PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) sebagai operator penyediaan dan pelayanan air bersih untuk wilayah Barat DKI Jakarta untuk selalu berbagi kepada sesama. Teranyar, pekan lalu perseroan menggelar buka puasa bersama anak-anak yatim/piatu di Meseum Layang-Layang Indonesia, Jakarta Selatan. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Acara yang dihadiri oleh anak-anak yatim/piatu dari Yayasan Mizan Amanah, Yayasan Adinda dan Yayasan Sekar Nusa ini diisi dengan aneka kegiatan di antaranya adalah tour museum, membuat kreasi dan melukis layang-layang serta dihibur oleh tarian khas Jakarta. Bersamaan dengan acara tersebut, PALYJA juga memberikan donasi dengan harapan sumbangsih dari PALYJA ini dapat membawa manfaat bagi masyarakat sekitar dan kegiatan ini juga sejalan dengan empat fokus Corporate Social Responsibility (CSR) PALYJA yaitu Health & Education, Environmental Preservation, Humanitarian Relief dan Water For All.

Sebagai informasi, PALYJA yang merupakan bagian dari grup Astra Internasional ini bergerak di penyediaan dan layanan air bersih di Jakarta. Sejak beroperasi 1 Februari 1998, PALYJA telah berhasil meningkatkan akses air bersih menjadi lebih dari 405 ribu sambungan bagi lebih dari 3 juta pelanggan. Kedepan isu krisis air bersih di Jakarta, masih menjadi masalah besar dan tantangan bagi perseroan untuk mengatasinya dan belum lama ini, perseroan meluncurkan gerakan demi air.

Corporate Communications & Social Responsibilities Division Head PALYJA, Meyritha Maryanie pernah bilang, gerakan demi air ini merupakan aksi sosial yang berupaya mengajak semua pihak menjaga ketersediaan air. Diakuinya, ajakan menjaga air tidak bisa dilakukan hanya dengan seminar dalam ruang atau kelas. Pihaknya memanfaatkan car free day untuk mengajak masyarakat untuk peduli air.

Menurut Meyritha, kampanye itu bagian dari upaya Palyja meningkatkan layanan air bersih bagi masyarakat dan mengajak pemangku kepentingan untuk berperan aktif menjaga ketersediaan air bersih Jakarta. Saat ini, pasokan air baku Ibu Kota berasal dari waduk Jatiluhur sekitar 19 ribu liter per detik dan air baku dari Kanal Banjir Barat 550 liter per detik. Jumlah itu belum cukup untuk memnuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta. “Ada 9.100 liter air per detik untuk warga Jakarta yang belum terpenuhi. Kita punya 13 sungai besar tapi tercemar limbah berat,”kata Meyritha.

Mengatasi masalah itu, Palyja mengelola air Kanal Banjir Barat (KBB) dengan teknologi Moving Bed Bio-film Reactor (MBRR). Teknologi MBRR baru pertama kali diterapkan di Indonesia dan Asia. Teknologi itu diklaim mampu mengolah air baku yang tercemar berat menjadi layak guna, karena memanfaatkan medium-medium kecil yang dinamakan Meteor. Kadar polutan dalam air akan terurai sehingga layak menjadi air baku untuk diolah menjadi air minum. Teknologi MBRR diharapkan mampu mengolah 550 liter perdetik air dari KBB untuk konsumsi 200 ribu orang. Asal tahu saja, saat ini Palyja telah melayani lebih dari 3 juta masyarakat Jakarta yang tinggal di wilayah barat sungai Ciliwung. Dengan kata lain peningkatan populasi yang terlayani mencapai 2 kali lipat sejak tahun 1998 yang melayani hanya 1,5 juta orang. (bani)