Kesejahteraan Keuangan Asia Pasifik Stagnan - MasterCard Financial Index

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - MasterCard Financial Literacy Index mencatat perkembangan kesejahteraan keuangan (financial well being) di kawasan Asia Pasifik masih berjalan di tempat alias stagnan dengan tingkat literasi keuangan secara umum menyusut 1 poin menjadi 64 poin. Menurut indeks terbaru tersebut, angka itu merupakan catatan terendah sejak survei ini dilaksanakan sejak 2010 lalu.

"Fakta bahwa kami mencatat adanya nilai yang rendah dalam literasi keuangan di seluruh kawasan Asia Pasifik menjadi sebuah kekhawatiran yang besar dan harus segera ditindaklanjuti," kata Group Head Communications Asia Pacific MasterCard, Georgette Tan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (27/6).

Kinerja yang paling mengecewakan dialami oleh negara-negara seperti Vietnam (58, turun -7 poin), Myanmar (60, turun -6 poin), Filipina (62, turun -4 poin), Malaysia (67, turun -2 poin), dan India (60, turun -2 poin). Sementara itu, Indonesia menunjukkan kemajuan terbesar dalam komponen perencanaan keuangan dengan peningkatan dari 70 poin ke 78 poin, mendorong Indonesia dari peringkat ke-13 menuju peringkat ke-5.

Namun, Indonesia juga mengalami penurunan terbesar dalam komponen investasi di mana turun dari 55 poin ke 47 poin. Walaupun demikian, kata dia, indeks literasi keuangan tahun ini menunjukkan bahwa negara-negara berkembang di wilayah tersebut merupakan negara yang paling berusaha keras dibandingkan dengan negara lainnya.

Selain itu, kata Georgette, negara-negara berkembang tersebut juga patut mendapat pujian atas berkurangnya kesenjangan gender di wilayah tersebut. "Sebab pada umumnya, generasi muda dan para pengangguran di seluruh negara membutuhkan fokus khusus untuk meningkatkan literasi keuangan secara keseluruhan di kawasan tersebut," tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan meningkatnya pasar keuangan yang semakin kompleks dan saling terhubung satu sama lain serta diiringi dengan meningkatnya ketidakpastian perekonomian global telah mendorong kebutuhan literasi keuangan yang lebih besar di antara konsumen. "Hal ini menjadi sangat penting terutama dalam membuat keputusan-keputusan investasi dan hal yang menjadi bukti dari hasil indeks tahun ini ialah inisiatif individu semata tidak akan cukup untuk mengatasi permasalahan ini," ujarnya.

Menurut dia, penyelesaian masalah itu bergantung pada upaya kolektif yang terdiri dari reformasi pemerintah, inisiatif masyarakat, edukasi, dan layanan keuangan yang dikombinasikan dengan upaya individual. Temuan-temuan utama dari MasterCard Financial Literacy Index sebagai berikut. Pertama, Singapura menduduki peringkat puncak untuk pertama kalinya dengan nilai indeks sebesar 71,3 poin dan menjadi satu-satunya negara yang menunjukkan kemajuan di tiga komponen literasi keuangan yang terdiri dari dasar pengelolaan uang (basic money management), perencanaan keuangan (financial planning), dan investasi.

Posisi ini diikuti oleh Taiwan (71,1 poin, peringkat 2) dan Selandia Baru (71,1 poin, peringkat ke-3). Kedua, sementara negara-negara maju mempertahankan keunggulan mereka dibandingkan dengan negara-negara berkembang, Jepang tetap menduduki tempat terbawah dengan 56,5 poin. Ketiga, para konsumen di kawasan Asia Pasifik memperlihatkan pengetahuan yang paling luas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan keuangan (74 poin) dibandingkan dengan dasar pengelolaan uang (61 poin) dan investasi (53 poin), untuk lima tahun berturut-turut.

Keempat, para konsumen di Taiwan terus menjadi yang terdepan di kawasan Asia Pasifik sebagai perencana keuangan terbaik (82 poin), disusul oleh Thailand (81 poin), dan Malaysia (80 poin) sedangkan Vietnam mengalami penurunan peringkat terbesar dari posisi ke-2 menjadi ke-15, dan turun 12 poin menjadi 69 poin. Dan kelima, Selandia Baru (75 poin) dan Australia (72 poin) mempertahankan dua posisi teratas mereka pada komponen dasar pengelolaan uang, sedangkan Singapura memperoleh 4 poin menjadi 71 poin yang kemudian menempatkannya di peringkat ke-3, menyalip Hong Kong (69 poin) yang sebelumnya menempati peringkat tiga tertinggi.

 

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…