Lewat Melek Literasi Keuangan - Memutus Mata Rantai Investasi Bodong

NERACA

Jakarta – Menawarkan keuntungan besar dan balik modal yang cepat, masih menjadi senjata ampuh para pelaku kejahatan investasi bodong untuk mengelabui masyarakat. Ironisnya, model investasi dengan balik keuntungan di luar kewajaran masih saja banyak masyarakat yang terbuai dengan menanamkan dananya yang cukup besar tanpa memperhitungkan risikonya. Alhasil, tiap tahunnya tren korban kejahatan investasi bodong selalu meningkat.  

Hal inipun diakui Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad. Dirinya menuturkan, masih ditemukannya korban investasi bodong akibat masih minimnya tingkat literasi keuangan di masyarakat.”OJK mencatat ada 640 laporan investasi bodong yang telah berhasil mengelabui masyarakat di sepanjang tahun 2016,”ujarnya.

Menyikapi hal tersebut, kata Muliaman, masyarakat dihimbau agar tidak mudah percaya untuk menginvestasikan uangnya ke dalam instrumen keuangan yang menawarkan keuntungan berlebih. Masyarakat pun bisa bertanya kepada OJK melalui telepon sebelum melakukan investasi agar lebih aman.”Intinya bertanya, jadi kalau sudah merasa ada sesuatu yang aneh lebih baik tanya ke OJK,"kata Muliaman.

Indonesia sebagai negara dengan pasar berkembang, ternyata masih memiliki tingkat pengetahuan finansial dan pengelolaan keuangan yang sangat rendah. Menurut hasil survei nasional Literasi Keuangan yang diselenggarakan OJK pada 2013, secara umum menunjukkan bahwa 21,84% masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi keuangan baik (well literate) termasuk memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan. Tingkat kemampuan yang rendah tersebut disebabkan oleh begitu banyak faktor, salah satunya adalah minimnya edukasi yang diperoleh. Padahal sebaiknya pengetahuan Literasi Keuangan perlu diterapkan sejak usia produktif mulai usia 15 tahun.

Ya, memperkenalkan dan mengedukasi literasi keuangan sejak dini merupakan cara efektif untuk menekan korban investasi bodong. Terlebih saat ini, perkembangan industri keuangan baik bank dan non bank selalu berkembang dinamis yang tentunya menuntut masyarakat untuk lebih tahu mengenai produk investasi agar kedepan ketika berinvestasi meraup untung dan bukan lagi buntung karena investasi bodong.

Peran Home Credit

Menyadari perannya edukasi dan pendidikan literasi keuangan tidak bisa dijalankan sendiri oleh OJK, PT Home Credit Indonesia mengambil peran penting untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat. CEO PT Home Credit Indonesia, Jaroslav Gaisler menyampaikan, rendahnya tingkat konsentrasi saat menerima edukasi serta sulitnya akses informasi mengenai keuangan merupakan salah satu faktor yang berpotensi minimnya tingkat pengetahuan literasi masyarakat Indonesia. “Sejalan dengan hal itu, kami memiliki komitmen yang kuat untuk mendukung program OJK dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya literasi keuangan.”ujarnya.

Lewat kegiatan edukasi literasi keuangan, lanjutnya, perseroan sebagai perusahaan internasional penyedia layanan pembiayaan di industri keuangan non-bank, ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk memahami pengetahuan keuangan yang lebih baik sehingga mereka dapat membuat perencanaan, membuat keputusan yang cerdas serta mengelola keuangan pribadi mereka.

Sementara Chief External Affairs PT Home Credit Indonesia, Andy Nahil Gultom menambahkan, Home Credit Indonesia terus melakukan hal baik dengan terus fokus memberikan edukasi keuangan melalui kelas literasi keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat dimanapun lokasinya. “Sejak pertama kali kami menjalankan program literasi kuangan di tahun 2014, kami telah mengedukasi lebih dari 515 orang. Sementara hingga pertengahan tahun 2016 ini kami telah memberikan 6 kelas literasi keuangan kepada 297 orang.”ungkapnya.

Dirinya menyebutkan, penerima manfaat program literasi keuangan yang dijalankan diantaranya adalah generasi muda, mahasiswa, ibu rumah tangga, pelaku usaha kecil dan menengah, pensiunan pegawai negeri sipil dan swasta bahkan karyawan kami sendiri yang merupakan aset perusahaan.” Kami berharap program yang rutin kami lakukan dapat meningkatkan pengetahuan literasi keuangan masyarakat sehingga dapat pula meningkatkan kesejahteraan mereka karena mereka telah mengetahui hak dan kewajibannya dalam memilih produk dan layanan jasa keuangan,”kata Andy. (bani)

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…