Sentimen Brexit Hanya Bersifat Sementara

NERACA

Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai bahwa sentimen referendum Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) yang diproyeksikan dapat membuat gejolak pasar modal domestik hanya bersifat sementara.”Beberapa kalangan analis memproyeksikan dapat membuat gejolak, namun itu sifatnya hanya sementara. Setelah itu, di pasar akan terjadi 'adjustment' hingga harga saham kembali ke nilai yang dianggap wajar,"kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, pelaku pasar di dalam negeri akan kembali melihat kondisi ekonomi nasional. Sejauh ini data ekonomi dometik masih cukup positif, seperti stabilitas rupiah yang masih terjaga, inflasi 2016 yang terkendali di kisaran 4 plus minus 1 persen.

Selain itu, neraca perdagangan Indonesia yang masih mencatat surplus, cadangan devisa yang masih baik dalam mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta masih mengalirnya modal asing ke pasar keuangan Indonesia.

Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere mengemukakan bahwa investor diharapkan tetap waspadai hasil dari referendum jika tidak sesuai dengan harapan pasar. Dalam polling, jumlah pendukung Inggris bertahan di Uni Eropa lebih unggul daripada suara yang mengusulkan keluar.”Referendum mengenai masa depan Inggris di kelompok perdagangan Uni Eropa akan menjadi faktor penggerak pasar di mana investor menunggu hasil itu seraya berharap cemas," katanya.

Ditempat terpisah, Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyatakan sentimen global terkait isu "Brexit" sudah menurun.”Brexit sentimen globalnya sudah menurun, kekhawatirannya menurun. Untuk Indonesia juga saya lihatnya sudah mereda. Oleh karena itu, sebetulnya hanya gejolak keuangan saja, temporer lah kalau 'Brexit' terjadi," katanya.

Menkeu menilai isu "Brexit" lebih kepada masalah psikologis dari Inggris saja.”Lebih kepada masalah psikologis. Eropa tanpa Inggris itu aneh, tidak mencerminkan euro yang sebenarnya. Meski Inggris juga tidak menggunakan euro karena mereka pakainya poundsterling," ucap Bambang. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…